Sementara suaminya, Raja Louis XVI sangat tertutup, pemalu dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Saat malam tiba dan Raja masuk ke kamar, Antoinette malah baru pergi berpesta hingga pagi hari dan tidur saat hari sudah mulai siang.
Namun kecantikannya membuat Antoinette punya banyak pengagum dan ia juga terlibat skandal perselingkuhan dengan diplomat Swedia Count Axel von Fersen.
Rakyat makin membenci sang Ratu Perancis ini dan tahun 1780-an, beredar pamflet yang mengatakan bahwa Marie Antoinette si Ratu Perzinahan.
Kala itu, ekonomi Perancis sedang sangat kacau dan banyak rakyat tak mampu membeli makanan yang layak.
Antoinette malah bersikap acuh dan membangun sebuah rumah megah di Versailles pada 1786.
Rakyat mengamuk. Tahun 1789, rakyat menyerang kerajaan dan menuntut Raja Louis XVI dan Ratu Antoinette dipenjara.
Suasana tak terkendali dan banyak korban jiwa berjatuhan. Upaya penyelamatan diri para keluarga kerajaan tidak berhasil.
Louis XVI dan Marie Antoinette ditangkap untuk diadili.
Hukuman bagi keduanya adalah hukum penggal dengan alat yang disebut guilottine.
Louis XVI dipenggal dihadapan rakyatnya pada 21 Januari 1793.
Sedangkan istrinya, si ratu gila belanja Marie Antoinette diekekusi pada 16 Oktober 1793.
Kata-kata terakhirnya adalah "Maaf Tuan, saya tidak sengaja". Kalimat itu ia ucapkan saat menginjak sepatu sang algojo.
Sorak sorai rakyat mengiringi pisau guilottine yang tajam terjun ke bawah memenggal leher sang Ratu Perancis.
Jasadnya dimakamkan di pemakaman umum di Madeleine dan tidak diberi identitas apa pun pada batu nisannya.
Begitulah akhir kisah hidup Marie Antoinette yang bergelimang kemewahan sejak kecil namun harus tunduk dihukum oleh rakyatnya sendiri.
(Aulia)
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR