Perangkat tersebut dikirim ke luar angkasa, di mana ia dapat dideteksi dan dicegat.
Disebut "sistem pemboman orbital pecahan", atau Fobs, oleh Moskow, sistem itu dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal.
Namun, versi China dari sistem yang diuji musim panas lalu datang dengan twist: yang disebut kendaraan meluncur hipersonik (HGV).
Lintasan glider yang lebih rendah, kecepatan dan kemampuan untuk bermanuver saat mendekati targetnya membuatnya lebih sulit untuk dicegat.
Siapa yang mengembangkan senjata hipersonik?
AS, Rusia, dan China memimpin pengembangan hipersonik.
Namun, hanya China dan Rusia yang mengembangkan glider berkemampuan nuklir.
Negara-negara lain, termasuk Inggris, Prancis, Australia, India, Jepang, dan Korea Utara, juga sedang mengerjakan teknologi tersebut.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR