Intisari-Online.com -Tol Cipularang, tepatnya KM 91, kembali merenggut nyawa pelaju yang melintasinya.
Terbaru, Yan Bastian (62), Merchandising Director PT Indamarco Prismatama, pengelola jaringan minimarket Indomaret, menjadi korban jiwa, padaSabtu (16/10/2021).
Kabar duka ini disampaikan olehMarketing Director Indomarco Prismatama, Wiwiek Yusuf.
"Indomaret telah kehilangan salah satu putra terbaiknya dengan berpulangnya Yan Bastian Merchandising Director PT Indomarco Prismatama," kata dia, seperti dilansir kompas.com, Minggu (17/10/2021).
Yan menjadi korban usai kendaraan yang digunakannya tertimpa oleh sebuah truk kontainer yang terguling.
Saat itu, Yan dan keluarganya menjadi korban kecelakaan saat tengah berada dalam perjalanan kembali ke Jakarta.
Peristiwa ini menambah panjang daftar korban kecelakaan di KM 90-100 Tol Cipularang sejak mulai beroperasi pada 2005.
Ruas tol yang menghubungkan Cikampek, Purwakarta, dan Padalarang tersebut diketahui beberapa kali menjadi lokasi kecelakaan yang tak jarang merenggut korban jiwa.
Beberapa kasus kecelakaan di tol sepanjang 88 kilometer tersebut bahkan menarik perhatian media masyarakat di masanya.
Kecelakaan pertama yang paling menyita perhatian adalah kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa istripenyanyi dangdut Saipul Jamil, Virginia Anggraeni, Sabtu (3/9/2011).
Virginia yang duduk di sisi kanan di baris tengah persis di belakang Saipul tewas seketika usai mobil oleng dan terseret sejauh 30 meter.
Saipul kemudian menuturkan dirinya merasa ada angin yang mengempas mobilnya sebelum akhirnya kehilangan kendali.
Baca Juga: Kasus Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: 2 Sopir Truk Jadi Tersangka, Ini Pelanggaran Mereka
Sementara pada 29 November 2014, seorangoff-roader nasional Farkhun Nadjib AS menjadi korban tabrak lari.
Dia tertabrak saat sedang menolong seorang sopir yang terjepit usai mengalami kecelakaan.
Lalu, pada 2019 silam, sebuah kecelakaan beruntun terjadi yang melibatkan 21 kendaraan dengan 4 di antaranya terbakar, terjadi di KM 91.
Melansirkompas.com3 September 2019, kecelakaan beruntun tersebut menyebabkan 9 orang meninggal dunia dan belasan orang terluka.
Baca Juga: Pengakuan Korban Selamat dari Kecelakaan Maut Cipularang, 'Bau Menyengat Keluar dari Truk Pertama'
Mitos vs kajian ilmiah
Seperti umumnya terjadi di masyarakat Indonesia, saat sebuah lokasi berulang kali menimbulkan kecelakaan, maka hal-hal mistis kemudian dibicarakan.
Begitu pula dengan Tol Cipularang di ruas KM 90 sampai KM 100 yang kerap merenggut nyawa.
Banyak yang mengaitkan kecelakaan-kecelakaan tersebut dengan keberadaan Gunung Hejo yang dianggap sebagai lokasi angker.
Masyarakat sekitar percaya di samping ruas tol tersebut terdapat anak yangga yang menuju petilasan Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran.
Blackspot
Tentu saja, penjelasan yang merujuk pada mitos atau hal mistis tersebut tidak bisa diterima oleh banyak pihak, terutama yang lebih percaya pada hal-hal ilmiah.
Untungnya, sejumlah pihak dari berbagai lembaga seperti PU, Jasa Marga, kepolisian, dan sejumlah pakar pernah melakukan evaluasi dan penelitian di jalur "maut" tersebut.
Secara khusus, evaluasi dititikberatkan pada Km 90 sampai Km 100 yang dipetakan sebagai area rawan kecelakaan.
Pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ofyar Z Tamin mengatakan bahwa mulai dari Km 100 jalan agak menurun.
Hal ini, menurut Tamin, kerap membuat pengemudi tidak sadar jika kendaraan mobil yang dikendarainya terus bertambah tinggi.
“Saat mendesain dan membangun jalan ada yang disebut kecepatan rencana. Artinya, kendaraan akan aman jika melaju baik saat memasuki tikungan atau jalan menurun berada di bawah kecepatan rencana,” jelasnya.
SementaraKanitlaka Satlantas Polres Purwakarta, Iptu Asek Kusmana menyebut kilometer 90-100 Tol Cipularang sebagai blackspot.
"Kalau dilihat dari hasil kajian ilmiah kilometer 90-100 secara keseluruhan, pengguna kendaraan memang harus ekstra hati-hati saat melewati jalur tersebut," ujar Martinus,seperti dilansirKompas.com,2 Desember 2014.