Intisari-Online.com - AS, Inggris, dan Australia baru-baru ini menandatangani perjanjian untuk membentuk aliansi bernama AUKUS, di mana AS dan Inggris akan membantu Australia membangun kapal selam nuklir.
Namun selain itu, yang paling menarik perhatian, kerja sama taktis antara AS dan Australia juga berdampak besar pada keseimbangan militer di kawasan Asia-Pasifik, khususnya pada pergantian angkatan udara.
Atas hal ini, Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang anti China turut mengemukakan pendapatnya.
Sebelumnya, terkait China, Mahathir memangpernah memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berhutang keChina.
Bagi Mahathir,utangdariChinaadalah jebakan.
Waktu itu Malaysia di bawah kontrolChinakarena pemerintahan Najib Razakmengambil pinjaman ke Negeri Tirai Bambu namun tak bisa dilunasi malah dikorupsi.
Hal ini membuat Mahathir harus pergi jauh-jauh ke Jepang untuk berhutang.
“Semua orang khawatir bahwa Australia akan menjadi negara nuklir, tetapi Canberra tidak peduli dan sedang mengupayakan pengerahan pesawat militer Amerika secara bergilir dalam jangka panjang di wilayahnya."
"Itu adalah risiko yang sia-sia,” kata Mahathir sebagaimana dilansir English.chinamil.com.cn, Rabu (13/10/2021).
Mahathir khawatir bahwa langkah agresif AS dan Australia dapat menghasut negara-negara kawasan lain untuk mengambil tindakan yang lebih agresif dan akibatnya meningkatkan perlombaan senjata di kawasan itu.
Mahathir juga mengatakan bahkan dengan pesawat tempur dan kapal selam nuklir Amerika, Australia tidak memiliki keamanan lebih dari sebelumnya.
Dia mengatakan kepada pemerintah Australia bahwa:
“Anda perlu mempertimbangkan posisi geografis Anda ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu kebijakan."
"Melayani kebijakan Amerika secara membabi buta tidak akan berhasil. Anda hanya akan berakhir dimainkan seperti bidak catur. ”
Pesawat AS Bergiliran Terbang di Atas Australia
Menurut Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton, pembentukan AUKUS akan memperkuat kerja sama antara militer Amerika dan Australia.
Hal itu juga meningkatkann kegiatan koordinasi mereka di Asia Pasifik, seperti pengerahan bergilir pesawat militer Amerika di Australia.
Kata-kata Dutton kemudian dikuatkan oleh kepala Komando Udara Pasifik AS.
Menurut sebuah laporan di situs web Amerika Defenseone.com, setelah kemitraan AUKUS secara resmi mulai berlaku, sebagian besar pesawat tempur Angkatan Udara Australia akan ditempatkan di bawah manajemen dan komando Amerika.
AUKUS Mengintensifkan Kehadiran Militer Amerika
Menurut situs web tersebut, mengizinkan pesawat militer Amerika untuk berputar di wilayah Australia akan mengintensifkan kehadiran udara Amerika di Asia Pasifik dalam tiga cara.
Pertama, itu akan meningkatkan status penempatan Angkatan Udara AS dan meningkatkan kelangsungannya di kawasan karena pesawat AS sekarang memiliki akses ke lebih banyak bandara dan pangkalan.
Kedua, masuknya pesawat militer Amerika ke Australia dapat meningkatkan kemampuan tempur terkoordinasi angkatan udara kedua negara.
Ketiga, penempatan di Australia memungkinkan pesawat tempur Amerika lepas landas atau terbang melintasi negara itu untuk melakukan misi dengan lebih mudah dan bebas.
(*)