Intisari - Online.com -Beberapa negara terkenal karena ujian masuk perguruan tinggi mereka.
Salah satunya adalah China atau Tiongkok.
Ujian masuk perguruan tinggi bernama Gaokao, yang benar-benar ditakuti oleh para pelajar di negeri tirai bambu itu.
Bahkan disebut sebagai ujian standarisasi paling menyeramkan di dunia!
Lantas apa keunikan ujian Gaokao ini?
Hanya kurang dari 200 ribu peserta diterima dari total peserta 10 juta peserta
Dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, tidak heran jika Gaokao di China diikuti oleh peserta dengan jumlah sangat banyak.
Tahun 2019 lalu tercatat ada 10 juta pelajar Tiongkok mengikuti ujian Gaokao, dan hanya sekitar 200 ribu pelajar yang diterima di universitas bergengsi di Tiongkok, membuat banyak yang memilih mengulang Gaokao daripada tidak mendapatkan universitas terbaik.
Baca Juga: (Foto) Inspiratif, Wanita Ini Tetap Mengikuti Ujian Universitas Sambil Menyusui Anaknya
Orangtua peserta sampai memesan hotel yang dekat dengan lokasi ujian
Menjelang ujian, peserta tidak boleh stress dan harus nyaman, agar bisa mempersiapkan ujian dengan baik.
Itulah sebabnya orangtua rela membayar uang yang cukup banyak agar anaknya bisa menginap di hotel nyaman di sekitar lokasi ujian.
Mereka juga yang memilih kamar yang tenang agar anaknya fokus belajar, dua tiga bulan sebelum berlangsungnya ujian agar anak mereka mendapatkan universitas terbaik.
Baca Juga: Anak Sekolah Punya Peran Penting dalam Kemerdekaan, Apa Saja yang Bisa Dilakukan Anak Sekolah?
Soal terdiri dari pilihan ganda dan esai
Soal ujian masuk Gaokao ini tidak hanya terdiri dari pilihan ganda, ada juga esai yang menguras otak.
Soal esai dibuat untuk menguji kreativitas, pengetahuan umum, logika, hipotesis serta kemampuan berpikir peserta lainnya.
Contoh soal esai yang ada di Gaokao adalah: "Bagaimana Thomas Alva Edison akan bereaksi terhadap ponsel jika dia datang ke abad ke-21?" (Gaokao, 2013).
Tidak bisa menyontek karena pengawasan ujian sangat ketat
Karena Gaokao sangat penting bagi warga China, banyak yang menghalalkan segala cara untuk lulus dan diterima perguruan tinggi terbaik, salah satunya dengan curang dalam ujian.
Namun hal ini ternyata sangat sulit untuk dilakukan karena pengawasannya sangat ketat, sampai ada polisi pengawas, kamera CCTV yang bisa memantau seluruh wilayah ujian serta pendeteksi logam jika terdapat kecurangan lewat alat elektronik.
Ada kasus pelajar curang dalam ujian Gaokao tahun 2016 dan ia harus dipenjara selama 7 tahun lamanya!
Baca Juga: Siap-siap, Bantuan Kuota Internet untuk Pelajar, Guru, dan Dosen Cair Mulai September 2021
Tekanan sangat tinggi, banyak pelajar bunuh diri gara-gara gagal ujian Gaokao
Gaokao sangat penting bagi China, terlebih negara itu sangat menjunjung tinggi status dan pendidikan, menyebabkan tekanan peserta Gaokao sangat besar dan banyak siswa bunuh diri akibat Gaokao.
Dilansir dari China Youth Daily, pada tahun 2013, seorang perempuan berusia 20 tahun bunuh diri setelah gagal ujian Gaokao untuk kedua kalinya.
Sang putri meninggalkan surat permohonan maaf karena telah mengakhiri hidupnya.
Baca Juga: Kemerdekaan Sudah Diraih 76 Tahun yang Lalu, Inilah Peran Anak Sekolah Mengisi Kemerdekaan
Padahal hari itu, ibunya menunggu kabar hasil ujian Gaokao putrinya.
Bukan kabar bahagia yang didengar, malah duka yang didapat.
Pada tahun 2017, seorang pelajar sengaja bunuh diri pada hari pertama ujian Gaokao. Bahkan sebelum ujian itu dimulai.
Diduga, pelajar tersebut mengalami stres karena terpaksa mengulang masa sekolah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam ujian berikutnya.
Beberapa kecurangan yang dilakukan pelajar China juga bervariasi salah satunya menggunakan alat-alat canggih untuk menyontek.
Tahun 2014 lalu, pemerintah China menunjukkan alat-alat buatan siswa mereka yang dipakai untuk berhubungan dengan "dunia luar" ketika menghadapi Gaokao.
Ada siswa yang menggunakan rompi dilengkapi radio untuk melancarkan aksi contekan.
Siswa-siswa ini memakai pulpen dengan kamera tersembunyi untuk mengambil gambar soal ujian, seperti agen mata-mata '007' James Bond.
Mereka mengirimnya lewat rompi atau kaos dalam yang diberi teknologi radio melalui suatu ponsel ke 'penerima' yang juga bertugas mengerjakan soal-soal tersebut.
Setelah soal berhasil didapat, si 'penerima' pun langsung mengirimkan balik jawaban melalui ponsel yang telah disembunyikan oleh peserta ujian. Hebatnya, terdapat pula kunci jawaban yang berupa pembahasan lisan yang bisa disambungkan ke earphone mini tersembunyi di telinga mereka untuk dapat didengar secara langsung.
Kejadian ini terungkap setelah polisi di provinsi Hubei, Shandong, dan Hebei yang menangkap beberapa kelompok yang dicurigai membantu siswa melakukan contekan masal tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini