'Seandainya Saya Tidak Membantu, Mereka Pasti Tertembak' Kisah Heroik Edith Cavell, Perawat Inggris yang Dieksekusi Perwira Jerman Selama Perang Dunia I

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.com – Ketika itu sebuah poster propaganda beredar luas tentang eksekusi Edith Cavell, yang diduga dihabisi oleh seorang perwira Jerman.

Setiap tahun, dua perawat terpilih untuk meletakkan karangan bunga di patung Edith Cavell dekat Trafalgar Square di pusat kota London.

Sementara, sekitar 321 km timur laut ibu kota, upacara peringatan diadakan di gereja di desa pedesaan Swardestone, tempat Cavell dilahirkan.

Edith Cavell adalah seorang perawat yang bekerja di Belgia yang diduduki selama Perang Dunia Pertama.

Baca Juga: ‘Anda Dengar Jeritan Itu? Saya Harus Bantu Mereka’, Kisah Heroik Rick Rescorla, Veteran Perang Vietnam yang Selamatkan Ribuan Nyawa, Sempat Ramalkan Serangan Teroris Akan Terjadi pada Menara Kembar

Dia dieksekusi oleh regu tembak Jerman pada tanggal 12 Oktober 1915 karena membantu sekitar 200 tentara Inggris dan Prancis melarikan diri dari negara itu.

Ketika itu usia Cavell 49 tahun.

Kematiannya menyebabkan kemarahan di seluruh dunia dan memainkan peran penting dalam membawa AS yang geram ke dalam perang

Cavell, lahir pada tahun 1865. Dia fasih dalam berbahasa Prancis yang dipelajarinya di sekolah, sehingga memungkinkan dia untuk bekerja sebagai pengasuh untuk keluarga di seluruh Eropa, termasuk Brussel..

Baca Juga: Pesawat yang Fantastis! Kisah Heroik Pilot Wanita Terbaik yang Bawa Pulang ‘Babi Hutan’ A-10 dalam Keadaan Rusak Berat, Berhasilkah Dia?

Tetapi setelah merawat ayahnya yang sakit, dia memutuskan untuk menjadi perawat dan mendaftar di Rumah Sakit Royal London.

Namun, ahli bedah Keluarga Kerajaan Antoine Depage membujuknya untuk kembali ke Brussel dan menjalankan sekolah pelatihan untuk perawat di Berkendael Medical Institute.

Setelah Jerman menginvasi Belgia pada tahun 1914, klinik dan sekolah perawat Cavell diubah menjadi rumah sakit Palang Merah.

Dia merawat tentara yang terluka dari mana pun mereka berasal dan dengan keyakinan agamanya yang kuat dia menyatakan, "Saya tidak bisa berhenti selagi ada nyawa yang harus diselamatkan."

Tetapi, dia terlibat dalam kelompok bawah tanah yang dibentuk untuk membantu tentara Inggris, Prancis, dan Belgia, untuk mencapai Belanda yang netral.

Mereka ditampung di rumah sakit, kemudian diberi uang dan panduan.

Polisi rahasia Jerman mencurigai, sehingga mengawasi rumah sakit itu dan pada Agustus 1915, mereka menangkap Cavell dan menuduhnya berkhianat karnea membantu, setidaknya, 200 tentara melarikan diri.

“Seandainya saya tidak membantu,” kata Cavell kemudian, “mereka pasti tertembak”.

Cavell ditahan di sel isolasi selama 10 minggu, kemudian di persidangannya dia mengaku bersalah atas tuduhan terhadapnya.

Baca Juga: Kisah Heroik Veteran Pasukan Khusus AS Bak di Film-film Aksi Terkenal, Hadapi Sendirian Pasukan Viet Cong, Selamatkan Pimpinan Pasukan Meski Terluka Parah Saat Perang Vietnam

Dia pun dijatuhi hukuman mati oleh regu tembak.

Para diplomat dari pemerintah netral Amerika Serikat dan Spanyol memprotes, tetapi upaya mereka sia-sia.

Malam sebelum eksekusinya, Cavell memberi tahu Pendeta Horace Graham, seorang pendeta dari Kedutaan Amerika.

Katanya, “Mereka semua sangat baik kepada saya di sini. Tapi ini yang akan saya katakan, berdiri seperti yang saya lakukan dalam pandangan Tuhan dan keabadian: Saya menyadari bahwa patriotisme tidak cukup. Saya tidak boleh memiliki kebencian atau dendam terhadap siapa pun.”

Setelah perang, tubuhnya dibawa ke Westminster Abbey London untuk pemakaman kenegaraan sebelum dimakamkan di Katedral Norwich dekat kota kelahirannya.

Eksekusi Cavell menyebabkan meningkatnya perasaan anti-Jerman di Amerika Serikat serta di Inggris, di mana dia diidolakan sebagai martir heroik.

Jerman mengklaim bahwa Cavell tidak hanya menyelamatkan tentara Sekutu, tetapi juga intelijen penyelundupan mata-mata kembali ke Inggris.

Ironisnya, pada 2015, Dinas Rahasia Inggris mengakui ada bukti bahwa Cavell memang mata-mata, melansir onthisday.

Baca Juga: Kisah Heroik Pilot AS Gerald Young Saat Perang Vietnam, Rela Pertaruhkan Nyawa Selamatkan Rekan Seperjuangan yang Terluka di Tengah Tembakan Musuh

Sejarawan Dr. Emma Cavel, seorang kerabat jauhnya, mengatakan, “Meskipun poster seorang gadis muda tak berdaya tergeletak di tanah saat di ditembak dengan darah dingin oleh seorang Jerman yang tidak berperasaan, kenyataannya Edith adalah seorang wanita 49 tahun yang tangguh, yang tahu persis bahaya yang dia hadapi.

Dia mengakui dengan jujur apa yang telah dia lakukan, dan tampaknya dia tidak takut akan konsekuensinya.”

Namun, tidak seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Inggris tidak memiliki mekanisme untuk kanonisasi formal.

Tetapi dalam Kalender Orang Suci, terdapat satu hari untuk peringatan individu, yang tertera pada 12 Oktober, akan ditemukan nama Edith Cavell.

Baca Juga: ‘Lahir untuk Terbang’ Kisah Heroik Pilot Cyril Barton, Berhasil Selamatkan Seluruh Kru Pesawat Pembomnya yang Rusak Saat Perang Dunia II, Tetapi Tewas Saat Pendaratan Darurat

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait