Padahal Jadi Makanan Sejuta Umat di Indonesia, Ternyata Jika Punya Penyakit Ini Sebaiknya Jangan Pernah Makan Tempe, Bisa Bikin Penyakit Makin Kronis

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Tempe goreng.
Ilustrasi. Tempe goreng.

Intisari-Online.com - Mudah diolah, kebanyakan orang suka, dan harganya murah, tak heran jika tempe menjadi 'makanan sejuta umat' di Indonesia.

Orang-orang Indonesia seolah tak pernah bosan dengan berbagai makanan dengan bahan baku tempe.

Digoreng saja, dimasak berbumbu, bahkan dibakar, ada saja yang bisa dilakukan dengan bahan makanan yang terbuat dari kedelai ini.

Meski dianggap bergizi, ada beberapa makanan yang tidak boleh dimakan secara berlebihan atau dilarang untuk dimakan oleh orang-orang dalam kondisi tertentu, salah satunya adalah tempe.

Baca Juga: Para Wanita Nyesal Baru Tahu, Ternyata 3 Makanan Enak Sejuta Umat Ini Bisa Jadi Penyebab Kanker Serviks yang Renggut Nyawa Julia Perez, Waspada!

Ada kelompok orang yang sebaiknya berhati-hati dengan makanan yang satu ini, karena justru bisa membahayakan kesehatannya.

Jika Anda atau orang-orang terdekat memiliki 2 kondisi ini, mulai sekarang hindari makanan ini meski merupakan salah satu favorit Anda.

Kondisi yang seperti apa saja?

Berikut ini kondisi orang yang dilarang memakan tempe:

Baca Juga: Sebelum Menyesal Sebaiknya Hindari Melakukan Hal-hal Ini saat Perut Kosong, Bisa Bahayakan Kesehatan hingga Bikin 'Kantong Jebol'

1. Penderita Asam Urat

Penderita asam urat ternyata tak boleh berlebihan mengonsumsi tempe.

Melansir Health Line seperti dikutip dari Kompas.com, dalam banyak kasus, penyebab pasti penyakit asam urat atau hiperurisemia tidak diketahui.

Tetapi, dokter percaya kondisi itu mungkin terjadi karena kombinasi faktor keturunan, hormonal, dan makanan.

Untuk itu, apa saja makanan yang dikonsumsi penderita asam urat harus diperhatikan.

Baca Juga: Kisah Gila Ratu Swedia Maria Eleonora yang Nekat Hidup dengan Tubuh Suaminya yang Dibalsem dan Menyimpan Hatinya dalam Sebuah Peti

Melansir Buku Menu dan Resep untuk Penderita Asam Urat (2008) oleh Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dan Ir. Trina Astuti, MPS., makanan sehari-hari lebih kurang mengandung 600-1.000 mg purin setiap harinya.

Pada seseorang yang memiliki faktor risiko penyakit asam urat atau pada kasus penderita asam urat, kandungan purin pada makanan sebaiknya dibatasi kira-kira 100-150 mg.

Makanan yang mengandung purin tinggi (100-1.000 mg purin per 100 gram bahan), misalnya: alkohol, bebek, angsa, ikan sarden, makarel, kerang, kepiting, jeroan, dan masih banyak lagi.

Makanan-makanan tersebut patut diwaspadai karena bisa menjadi makanan penyebab asam urat.

Baca Juga: Kisah Gila Ratu Swedia Maria Eleonora yang Nekat Hidup dengan Tubuh Suaminya yang Dibalsem dan Menyimpan Hatinya dalam Sebuah Peti

Nah, kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe ternyata memiliki kadar purin sedang yang yaitu sekitar 9-100 mg purin per 100 gram bahan.

Meski begitu, tempe tentunya tidak dimakan mentah-mentah melainkan diolah.

Biasanya, tempe diolah dengan cara digoreng atau ditambahkan bahan lain seperti garam, sehingga makanan tahu dan tempe bisa berubah jadi mengandung purin tinggi.

Karena itu, penderita asam urat sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi tahu dan tempe sebagai olahan dari kacang kedelai tersebut.

Baca Juga: Berbagai Tempat Wisata Dieng, Bukan Hanya Tawarkan Pemandangan Alam Saja

2. Orang dengan Anemia

Tempe memang dikenal rendah kalori.

Ia juga dipercaya bisa mengendalikan kadar kolesterol dalam darah dan menormalkan tekanan darah tinggi.

Tetapi, mengonsumsi makanan yang terbuat dari kedelai terlalu sering juga tidak baik untuk kesehatan.

Hal ini bisa menyebabkan zat besi yang susah terserap dan berakibat anemia atau kurang darah.

Oleh karena itu, bagi seseorang yang mengidap anemia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi tempe secara berlebih.

Itulah 2 kondisi yang sebaiknya menghindari makanan yang terbuat dari kedelai ini.

Baca Juga: Bikin Jantungan Seisi Bumi Karena Diisukan Siap Gempur Taiwan Habis-habiskan,Terkuak Inilah Rencana Mengejutkan Presiden China Xi Jinping untuk Penyatuan 'Satu China'

(*)

Artikel Terkait