Intisari-Online.com - Konflik China vs Taiwan langsung membuat khawatir seluruh dunia.
Karena bisa saja konflik China vs Taiwan itu berakhir dengan perang besar.
Dan Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling panik jika perang akhirnya pecah antara dua negara itu.
Hal itu pun langsung membuat Presiden AS Joe Biden memberi peringatan tegas ke Presiden China Xi Jinping.
Peringatan Presiden Biden muncul tak lama setelahhampir 150 jet tempur Chinamasuk ke zona pertahanan udara Taiwan.
Bahkan pemerintah China memperingatkan bahwa perang bisa terjadi kapan saja.
DanMenteri Pertahanan Taiwanmengatakan ketegangan militer ini adalah yang terburuk dalam empat dekade terakhir.
Serangan dari Angkatan Udara China itu sendiri terjadi selama empat hari. Dimulai dari Jumat kemarin.
Sikap China bertepatan dengan latihan bersama oleh AS dan sekutunya di Laut Filipina.
Diketahui kapal induk HMS Queen Elizabeth terlihat bersama dua kapal indukAS
Berbicara kemarin, Biden mengatakan: "Saya telah berbicara dengan Presiden Xi tentang Taiwan."
“Kami setuju kami akan mematuhi perjanjian Taiwan."
"Kami menjelaskan bahwa saya tidak berpikir dia harus melakukan apa pun selain mematuhi perjanjian."
Presiden Biden tampaknya mengacu pada kebijakan lama Washington yang secara resmi mengakui Beijing daripada Taipei.
SertaUndang-Undang Hubungan Taiwan, yang memperjelas bahwa keputusan AS untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing alih-alih Taiwan.
Dua kebijakan itu bisa menjadi harapan bahwa masa depan Taiwan akan ditentukan dengan cara damai.
Tindakan itu sendiri mengikat AS untuk memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.
Sebab Washington mengakui sikap China bahwa pulau itu miliknya dan bahwa ada "satu China".
Sementara tidak mengambil posisi atas kedaulatan Taiwan.
Mengatasi serangan baru-baru ini, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada hari Minggu: "Amerika Serikat sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif Republik Rakyat China di dekat Taiwan."
"Sebab kejadian ini akan membuat wilayah itu menjadi tidak stabil, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional."
Partai Komunis China, dalam sebuah editorial yang diterbitkan di Global Times,menjelaskanperang dapatterjadi kapan saja.
“Pasukan separatis di pulau itu tidak akan pernah diizinkan untuk memisahkan Taiwan dari China dan pulau itu tidak akan diizinkan untuk bertindak sebagai pos terdepan dari penahanan strategis AS terhadap China."
“Jika AS dan Taiwan tidak mengambil inisiatif untuk membalikkan situasi saat ini, maka militer China akan maju ke depan."
Secara terpisah, Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan AS telah mengirim sinyal salah dan tidak bertanggung jawab dengan menjual senjata keTaiwan.
“Taiwan adalahmilik China."
"AS tidak memiliki hak untuk mengeluarkan komentar seperti itu."
"Tidak ada jalan untuk mencari kemerdekaan Taiwan," tegasHua Chunying.