Makin Keblinger, Google 'Kegep' Punya Proyek untuk 'Ciptakan Tuhan', Skenario Terburuk yang Pernah 'Dibocorkan' Film-film Ini di Ambang Kenyataan

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Teknologi Kecerdasan Buatan.
Ilustrasi. Teknologi Kecerdasan Buatan.

Intisari-Online.com - Menonton berbagai film bergenre science-fiction sering kali membuat kita terkagum-kagum sekaligus takut.

Misalnya film terminator 2 yang menceritakan masa depan yang gelap pasca-apokaliptik, di mana mesin pintar menguasai Bumi.

Pernahkah Anda membayangkan bahwa cerita atau situasi seperti dalam film tersebut akan kita hadapi?

Melansir express.co.uk (2/10/2021), seorang mantan eksekutif Google memperingatkan tentang bahaya kecerdasan buatan (AI), dia secara mengejutkan mengklaim bahwa para peneliti "menciptakan Tuhan".

Baca Juga: Dikira Seperti Sendal Jepit Biasa, Pantesan Sendal Ini Harganya Tembus Rp115 Juta, Tak Disangka Ada Teknologi yang Bikin Geleng-Geleng Kepala Ini, di Baliknya

Dia bernama Mo Gawdat, yang bergabung dengan raksasa teknologi itu pada 2007.

Mo Gawdat menjelaskan mengenai cabang penelitian misterius Google dalam sebuah wawancara.

Selama bertugas di Google, Gawdat menjabat sebagai Chief Business Officer untuk fasilitas penelitian dan pengembangan rahasia Google yang dikenal kemudian sebagai Google X.

Pengusaha kelahiran Mesir itu mengaku dikejutkan oleh gambaran yang mengerikan tentang masa depan AI.

Baca Juga: Zodiak Bulan Oktober Libra dan Scorpio, Begini Sifat, Karier hingga Percintaannya

Itu ia rasakan setelah menyaksikan momen menakutkan di laboratorium R&D perusahaannya saat itu.

Ketika itu, ia melihat pengembang AI berkolaborasi dengan Google X pada lengan robot yang cekatan.

Ia mengungkapkan, sebelumnya terjadi kemajuan yang lambat, tetapi kemudian suatu hari disaksikannya lengan robot meraih dan mengambil bola, yang kemudian ditampilkan kepada para peneliti.

Lebih menakutkan lagi, Gawdat mengklaim setiap lengan bisa meniru manuver. Bahkan setelah dua hari, lengan bisa mengambil apa saja.

Baca Juga: Baphomet, Kerap Dianggap Simbol Satanic hingga Para Penyembahnya Ditangkapi, Siapa Sebenarnya Sosok Itu?

Menyaksikan semua proses itu membuat Gawdat menyadari betapa menakutkannya perkembangan tersebut.

"Dan saya tiba-tiba menyadari, ini benar-benar menakutkan.

"Sepertinya kita melakukan hal-hal itu selama seminggu. Dan mereka melakukan apa yang anak-anak akan lakukan selama dua tahun.

"Dan kemudian saya tersadar bahwa mereka adalah anak-anak. Tapi anak-anak yang sangat, sangat cepat," ungkapnya.

Baca Juga: HUT TNI ke-76, Kemampuan Militer Indonesia Tak Bisa Diremehkan, Kekuatan Penjaga Natuna Ini Jadi Salah Satu Buktinya

Menurutnya, bahkan saat mesin pada tingkat kecerdasan yang sangat dasar, ia memiliki potensi untuk belajar dengan sangat cepat.

"Kenyataannya adalah, kita menciptakan Tuhan," katanya.

Dalam film Terminator 2, kecerdasan buatan jahat, yang dikenal sebagai Skynet, telah menggulingkan tuan manusianya.

Kemudian, mengobarkan perang mematikan untuk menghapus manusia dari planet ini.

Baca Juga: Rendam Kaki dengan Mencampur Garam dan Dua Bahan Ini, Dijamin Bau Kaki Segera Hilang!

Sementara skenario suram serupa dieksplorasi dalam franchise 'Matrix', yang melihat mesin cerdas memperbudak manusia dalam simulasi komputer.

Kekhawatiran diungkapkan Gawdat, menurutnya, AI memiliki potensi untuk mencapai apa yang disebut singularitas teknologi, yaitu titik di mana ia menjadi tidak terkendali dan tidak dapat diubah.

Dalam hal mesin cerdas, itu berarti AI dapat melampaui kemanusiaan dan lepas dari kendali manusia.

Gawdat bukan satu-satunya guru teknologi yang membunyikan lonceng alarm untuk AI 'nakal'. Elon Musk, juga terkenal menggunakan platformnya untuk memperingatkan tentang bahaya yang terkait dengan pengembangan AI.

Baca Juga: Cek Ramalan Weton Selasa Wage: Cenderung Bijak dan Berhati Mulia, Namun Merugi karena Hal Satu Ini

Tahun lalu, Elon Musk bahkan mengklaim bahwa AI hanya membutuhkan waktu kurang dari lima tahun untuk menyalip umat manusia .

"Penilaian saya tentang mengapa AI diabaikan oleh orang-orang yang sangat pintar adalah bahwa orang-orang yang sangat pintar tidak berpikir komputer bisa secerdas mereka. Dan ini adalah keangkuhan dan jelas salah," katanya.

"Kami sedang menuju situasi di mana AI jauh lebih pintar daripada manusia dan saya pikir kerangka waktunya kurang dari lima tahun dari sekarang," ungkapnya.

Bagaimana menurut Anda tentang kekhawatiran untuk masa depan tersebut?

Baca Juga: Catat Baik-baik, Mulai 1 November WhatsApp Tidak Bisa Digunakan pada Ponsel-ponsel Ini, Segera Cek Milik Anda!

(*)

Artikel Terkait