Intisari-Online.com - Angkatan Udara AS (USAF) telah bereksperimen dengan mengintegrasikan solusi teknologi tinggi ke dalam rutinitas pelatihan pilotnya mengingat krisis sumber daya yang dialami layanan tersebut.
Meskipun anggaran pelatihan tahunannya $1,7 miliar, USAF telah menghadapi krisis sumber daya.
Pelatihan dan mempertahankan pilot yang cukup tidak dapat dilakukan bahkan dengan anggaran pasukan yang sangat besar.
Lagi pula, berlatih dengan jet sungguhan di mana tim merah memainkan peran musuh tidak hanya memakan waktu tetapi juga biaya yang mahal.
Selain itu, musuh yang harus dihadapi pilot Amerika telah bergeser dari gerilyawan Taliban menjadi pilot saingan dari Rusia dan China. Artinya, pelatihan harus lebih ekstensif.
Namun, pilot yang dapat dilatih oleh USAF tidak menerima kuantitas atau kualitas jam tempur tiruan yang diperlukan.
Kurangnya kesiapan di antara skuadron Angkatan Udara dapat terbukti mematikan, terutama pada saat kemungkinan konfrontasi dengan saingan selalu membayangi.
Ada kebutuhan mendesak akan metode pelatihan yang lebih murah yang tidak berkompromi dengan kualitas.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR