Intisari-online.com - Sandal jepit mungkin adalah benda sepele, yang harganya cuma beberapa ribu rupiah saja.
Namun, di India sandal jepit gabus ini bisa tembus hingga ratusan juta harganya.
Tentu saja sandal jepit ini bukan sembarang sandal jepit, karena di baliknya ada teknologi mencengangkan ini.
Bahkan teknologi di balik sandal jepit ini diungkap oleh polisi, setelah ketahuan digunakan untuk berbuat curang.
Menurut 24h.com.vn,Pada tanggal 25 September, polisi di negara bagian Rajasthan, India menangkap 10 kandidat karena merencanakan untuk menyontek dalam ujian rekrutmen guru lokal ini.
Ini dianggap sebagai ujian yang sangat kompetitif, dan polisi telah mengizinkan akses Internet melalui penyedia layanan seluler diputus selama ujian.
Namun, itu tetap tidak menghalangi para kontestan untuk menemukan cara untuk berbuat curang.
Sekelompok kontestan merancang tindakan balasan dengan menggunakan perangkat yang tersembunyi di sol sandal busa.
Untuk menerima panggilan reguler dan mengirimkan sinyal nirkabel ke earphone kecil yang tersembunyi di telinga mereka.
Namun, kelompok ini ditangkap karena bertindak mencurigakan di luar ruang ujian pada malam sebelum ujian.
Alhasil, perangkat di sandal mereka ditemukan.
"Kami mewaspadai kemungkinan penipuan," Kata Priti Chandra seorang pejabat polisi dikatakan.
"Tapi awalnya kami hanya mempertimbangkan kasus paparan atau penggunaan Internet," katannya.
"Insiden ini adalah taktik yang sama sekali baru. Mereka menggunakan teknologi canggih," kata Priti Chandra.
Baca Juga: Warga Geger, 7 Makam Pasien Covid-19 Dibongkar Secara Misterius, Polisi Juga Temukan Sandal Jepit
Dalam waktu dekat, badan investigasi mengatakan setidaknya 25 kontestan membeli sandal jepit ini dari sebuah geng, harganya masing-masing mencapai 600.000 rupee (sekitar Rp115 juta).
Informasi di atas segera ditransfer ke banyak daerah lain untuk pihak berwenang meminta kandidat untuk melepas sepatu mereka di luar ruang ujian.
"Ada kasus, kami ketahuan menyontek setelah ujian selesai. Kandidat harus kami bawa ke rumah sakit untuk meminta dokter melepas headset bluetooth kecil di telinga," kata Priti Chandra.