Suaminya Jadi Dedengkot PKI yang Berakhir Dihabisi, Beginilah AKhir Hidup Istri DN Aidit, Hidup Menyamar Sampai Berakhir di Penjara

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sosok Soetanti, istri dedengkot PKI DN Aidit.
Sosok Soetanti, istri dedengkot PKI DN Aidit.

Intisari-online.com - Sejak pemberangusan total anggota PKI, semua orang yang pernah terlibat dengan PKI pun dihabisi.

Bahkan istri dedengkot PKI DN Aidit pun harus menerima nasib nelangsa seumur hidupnya.

Soetanti, Istri DN Aidit, menjadi incaran aparat usai suaminya menjadi buronan G30S 1965.

Dalam peristiwa itu, DN Aidit dituding sebagai dalang pemberontakan.

Baca Juga: Terkuak Beginilah Detik-Detik Penangkapan Bos PKI D.N Aidit, Sudah Dikepung 2 Kali Namun Nyaris Meloloskan Diri Dengan Cara Mengejutkan Ini

Pemberontakan itu menewaskan sederet perwira tinggi militer dan juga anggota Polri.

Nasib tragis dialami oleh Jenderal Ahmad Yani, Letjen Siswondo Parman, Letjen Raden Soeprapto, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Letjen Mas Tirtodarmo Haryono, hingga Mayjen Donald Isaac Panjaitan.

Kemudian, Brigjen Katamso, Kolonel Sugiyono, Kapten Czi Pierre Tendean, Aipda Karel Satsuit Tubun, gugur dalam pemberontakan PKI.

DN Aidit yang dituding bertanggung jawab ditangkap lalu dieksekusi mati.

Baca Juga: Hari Ini 23 Tahun Lalu Film G30S/PKI Tak Lagi Wajib Diputar di TV dan Bioskop, Bagaimanakah Aturannya Kini?

Tak hanya Aidit, keluarganya juga menanggung nasib yang mengerikan termasuk istrinya.

Soetanti, sejak suaminya menjadi buronan, ia harus mengalami nasib tragis.

Kala malam detik-detik pemberontakan G30S dimulai, Soetanti sedang bertengkar dengan suaminya DN Aidit.

Soetanti ketika itu meminta Aidit tetap dirumah, dan tak mengikuti kemauan para penjemputnya.

Namun, Aidit bersikeras untuk pergi.

Aidit tak kunjung pulang, sehingga Soetanti mengambil tindakan.

Tiga hari setelahnya Soetanti nekat meninggalkan rumah dan tiga anak laki-lakinya.

Baca Juga: Para Jenderalnya Jadi Korban Penculikan PKI, Terkuak Ternyata Presiden Soekarno Berada di Tempat Ini Saat Peristiwa G30S Terjadi, Hanya Berjarak 10 Km dari Lokasi Pembantaian

Soetanti ternyata menyusul suaminya ke Boyolali, dan bertemu Bupati Boyolali yang merupakan tokoh PKI.

Keduanya membuat rencana penyamaran.

Mereka berangkat ke Jakarta sebagai suami istri.

Tak hanya Soetanti dan pejabat Boyolali, mereka juga membawa dua anak sebagai anak angkat.

Sandiwara mereka sukses, namun tetangga mulai curiga karena sikap anak tersebut yang tak manja pada orang tuanya.

Penyamaran mereka terbongkar, dan akhirnya ditangkap.

Soetanti mengalami perpindahan penjara dari satu penjata ke penjara lain, sampai tahun 1980.

Baca Juga: Kebiadaban G30S/PKI, Tak Ada ‘Pencukilan’ Mata dan Pemotongan Alat Kelamin, Inilah Hasil Sebenarnya Otopsi 7 Perwira TNI AD Korban Gerakan 30 September Berdasarkan Visum

Lepas dari masa hukuman Soetanti, sempat membuka praktek sebagai dokter.

Namun, ia mengalami sakit-sakitan dan berakhir meninggal dunia tahun 1991.

Tak hanya suami, beberapa anggota keluarga Aidit seperti adiknya Basri Aidit yng bekerja di Kantor Central Comitte PKI di Kramat, Jakarta Pusat juga diringkus.

Ia dibuang ke Pulau Buru, dan keluar tahun 1980.

Setelah itu, ia membeli rumah di Bogor, Jawa Barat, berkat bantuan keluarga.

Artikel Terkait