Maka dari itu, Subagio mendorong pemerintah memasifkan upaya dari hulu hingga hilir sejak dini demi mendapatkan solusi permasalahan.
Dia lalu memberi contoh perang gerilya yang dikomandoi Jenderal Sudirman.
Menurutnya, kemenangan Indonesia saat agresi militer Belanda II didukung oleh supalai pangan, yakni singkong yang mencukupi.
Ia menjelaskan, "Kalau kita lihat dalam sejarah bagaimana Pak Sudirman gerilya, salah satu kesuksesannya, ya, singkong. Beliau mempunyai sistem cadangan pangan strategis berupa oyek, singkong. Lalu didistribusikan rakyat kepada tentara sewaktu pergerakan."
Subagio memaparkan, saat ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk menjaga ketahanan pangan di luar Jawa dengan menggarap proyek lumbung pangan (food estate) di Kalimantan.
Kemhan pun memilih komoditas singkong sebagai cadangan logistik strategis (CLS).
Pengamat militer Universitas Pertamina, Ian Montratama menambahkan, kawasan Laut China Selatan terus memanas dengan kemitraan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat yang bertujuan membangun kapal selam nuklir untuk Australia senilai Rp1.425 triliun.
Anggaran kapal selam nuklir itu melampaui dana pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bagi tiga matra TNI, plus Polri.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR