"Itu tidak layak secara ekonomi. Kemerdekaan tidak akan diterima di Indonesia, Australia, dan negara-negara lain di kawasan ini," katanya
Whitlam, catatan laporan itu, menawarkan dua pemikiran dasar, "Pertama, dia percaya bahwa Timor Portugis harus menjadi bagian dari Indonesia."
"Kedua, ini harus terjadi sesuai dengan keinginan yang diungkapkan dengan benar oleh rakyat Timor Portugis (julukan Timor Timur sebelum menjadi Timor Leste)."
Perdana Menteri Australia menekankan bahwa ini belum menjadi kebijakan Pemerintah tetapi kemungkinan akan menjadi seperti itu.'
Saat itu Suharto menjawab bahwa Timor Timur bisa menjadi "duri di mata Australia dan duri di punggung Indonesia".
Alhasil, invasi yang dilakukan oleh Indonesia ternyata membuktikan prediksi itu.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR