Intisari-Online.com – Perang Dunia I rupanya juga membawa ketenaran bagi orang-orang seperti Siegfried Sassoon dan Wilfred Owen, yang puisinya diwarnai oleh lumpur dan darah di parit tempatnya berjuang.
Kapten Arthur Graeme West juga menulis beberapa puisi, sayangnya gagal mendapatkan pujian dari rekan prajurit yang penyiar.
Namun, dia akhirnya dikenang karena tulisannya pada buku hariannya yang dikumpulkan bersama dan diterbitkan pada tahun 1919, The Diary of a Dead Officer.
Buku tersebut berisi beberapa puisi, yang memberikan penggambaran betapa pedasnya kehidupan tentara.
Buku tersebut dilihat sebagai salah satu kisah paling jelas tentang masa-masa mengerikan di parit, seperti dalam tulisan yang ditulis pada hari Minggu itu.
Dengan nama dan lokasi latihan perang disamarkan, tulisannya berisi:
Suatu pagi yang membosankan di parit, mendorong saya untuk menuliskan pengalaman dan peristiwa kecil sepele yang biasanya tidak akan saya nilai cukup untuk dicatat, karena hanya untuk menghabiskan waktu.
Parit tempat saya berada di dekat G, awalnya Jerman, dan baru-baru ini direbut oleh Inggris.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR