Intisari-Online.com - Minyak dikenal sebagai ekspor utama Timor Leste.
Tetapi selain itu, kopi juga telah lama mendukung ekspor salah satu negara paling miskin di dunia ini.
Kopi menduduki tempat kedua setelah minyak sebagai komoditas ekspor terbesar Timor Leste.
Setiap tahun, ekspor kopi Timor Leste menyumbang sekitar $12 juta untuk pendapatan bekas wilayah Indonesia tersebut.
Kopi sendiri pertama kali diperkenalkan di Timor Leste oleh Bangsa Portugis pada tahun 1860 ketika menjajah wilayah ini. Dengan cepat, kopi menjadi ekspor utama bahkan menyalip kayu cendana.
Pada pertengahan 1860, komoditas ini menyumbang setidaknya 50% dari nilai total ekspor dari koloni.
Saat itu, semua produksi dimiliki oleh segelintir pemilik tanah Portugis, sementara masyarakat lokal hanya terlibat dalam pemanenan.
Perkembangan ekspor kopi di Timor Leste rupanya juga terjadi saat wilayah ini masih berada di bawah pemerintahan Indonesia.
Menurut USAID, lembaga pembangunan internasional Amerika Serikat, kisah bantuan kopi di Timor Leste oleh lembaga ini dimulai pada tahun 1994.
Ketika itu, USAID meyakinkan pemerintah Indonesia untuk meringankan kendali atas industri kopi kecil di Timor Leste.
"Pemerintah Suharto melonggarkan cengkeramannya, USAID membantu National Cooperative Business Association (NCBA) mengorganisir 450 petani kopi menjadi apa yang sekarang menjadi Cooperatíva Café Timor (CCT), eksportir kopi terbesar di Timor Leste dengan setidaknya 24.000 anggota petani," dikutip usaid.gov (31/7/2019).
"CCT juga merupakan pemberi kerja utama perempuan sebagai persentase dari staf tetapnya dengan 40 persen dari 580 pekerja perempuan."
Sementara itu, Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang utama Timor Leste dan pelanggan untuk kopi dan rempah-rempah CCT.
Termasuk McCormick & Co. untuk rempah-rempah dan Starbucks untuk kopi bersertifikat Timor Fair Trade.
Starbucks membeli kopi CCT pertamanya pada tahun 1996.
“Dari kopi, petani bisa menerima uang dan langsung menggunakannya, tidak seperti pendapatan lain seperti minyak,” katanya Manajer proyek CCT di Letefoho, Longuinhos Salsinha, yang telah bergabung dengan CCT sejak awal.
Menurutnya, petani bisa langsung merasakan apa yang telah mereka lakukan. "Mereka menanam. Mereka panen. Mereka menerima uang dan dapat menggunakan uang itu untuk menghidupi keluarga mereka," katanya.
Sampai saat ini, jaringan kedai kopi global kenamaan, Starbucks, telah menampilkan 2 biji kopi utuh dari Timor Leste: East Timor Peaberry dan Tatamailau Timor Timur.
Kedai kopi global ini terus membeli kopi dari Timor Leste setiap panen karena kualitasnya meningkat, dikutiplaman Stories Starbuck.
Orang Timor juga dikenal sebagai peminum kopi yang hebat.
Melansir timorleste.tl, salah satu faktor yang membuat kopi Timor Leste terkenal adalah bahwa, selain menanam arabika dan robusta, negara ini memiliki varietas kopi hibrida sendiri, yaitu Hibrida Timor yang berasal dari periode pra-Perang Dunia II.
Hibrida Timor lahir dari perkawinan spontan tanaman Robusta dan Arabika dan merupakan varietas yang sangat tahan penyakit dan berdaya hasil tinggi yang kini telah ditanam di seluruh dunia.
Hibrida Timor juga merupakan tulang punggung dari varietas Catimor dan Sarchimor yang terkenal.
Ermera menyumbang setengah dari produksi kopi Timor-Leste dengan daerah penting lainnya adalah Ainaro, Maubisse, Aileu, Manufahi, Liquica, dan Bobonaro.
Negara ini terus meningkatkan kualitas kopinya, yang organik pasif, karena pupuk dan pestisida tidak pernah diperkenalkan.
Selain itu, meski sebagian besar hasil bumi digunakan untuk ekspor, tetapi ada sejumlah besar Kafe yang menawarkan kopi khas Timor di Dili, dan di distrik-distrik.
Itu juga menjadi salah satu daya tarik wisata negara termuda Asia Tenggara ini.
(*)