Marsekal Lapang Khalifa Haftar, komandan Tentara Nasional Libya dan mantan pendukung Gaddafi yang berubah menjadi jenderal pemberontak, telah menyatakan secara terbuka kepentingannya mencalonkan diri sebagaimana Aref Ali Nayed, mantan duta besar untuk Uni Emirat Arab.
Februari lalu, Libya menandai perayaan 10 tahun 'Revolusi' Libya, rangkaian pergolakan sebagai bagian Musim Semi Arab yang masuk dalam kampanye udara NATO dan titik jatuhnya Libya menjadi negara yang gagal.
Negara tersebut berubah dari sebelumnya negara Afrika paling maju dan menjanjikan menjadi negara yang terpecah belah, miskin dan berisikan pasar budak terbuka, dan menjadi titik transfer ribuan imigran dan pengungsi mencari jalan ke Eropa.
Pada Oktober 2011, setelah diberi tahu dalam wawancara bahwa Gaddafi terbunuh, Hillary Clinton yang saat itu menjadi Menlu AS, mengumumkan tanpa ragu: "Kami datang, kami lihat, dia meninggal."
Kondisi Gaddafi
Saat diserahkan, kondisi Gaddafi sangatlah mengerikan.
Tampak dari jasadnya bahwa Gaddafi disiksa, disodomi dan ditembak secara brutal oleh pemberontak dukungan NATO pada Oktober 2011.
Insiden pembunuhannya direkam dan disebarluaskan oleh jaringan media seluruh dunia.
KOMENTAR