Intisari-Online.com - Pada tanggal 4 September 1886, Geronimo pemimpin bangsa Amerika Asli dari suku Apache, menyerah kepada Angkatan Darat AS.
Setelah keluarga suku asli tersebut dibunuh oleh pemukim Meksiko pada tahun 1959, Geronimo mulai memimpin serangan Apache terhadap pemukim dari negara mana pun yang menghuni tanah leluhurnya.
Selama 30 tahun Geronimo berjuang mencegah pemukim Amerika baru mengambil alih tanah Apache di Amerika Barat Daya, Arizona (sekarang).
Pemerintah Amerika Serikat mulai memindahkan penduduk asli Amerika dari tanah tradisional mereka.
Dicerabut dari tanah yang pernah memenuhi semua kebutuhan mereka, penduduk asli Amerika terpaksa hidup dalam tanah reservasi (tanah yang dikuasai oleh suku-suku setelah penyerahan tanah berdasarkan perjanjian) yang terisolasi.
Mereka terpaksa bermukim di tanah yang begitu tandus dan kesusahan menumbuhkan tanaman-tanaman.
Setelah setuju untuk pindah ke Arizona, Geronimo melihat fakta pahit tentang kondisi yang keras di reservasi penduduk asli Amerika. Sekelompok anggota suku, yang dipimpin oleh Geronimo, melarikan diri dari reservasi dan mulai menyerang pemukiman terdekat.
Mereka menyerang pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Lebih dari sekali, pasukan AS melawan Geronimo dan memojokkan kembali mereka ke reservasi.
Namun lagi dan lagi, mereka melarikan diri.
Pada Maret 1886, Angkatan Darat mengirim 5.000 orang untuk mengejar Geronimo ke Meksiko, tetapi mereka menghindari Angkatan Darat selama berbulan-bulan.
Pada bulan September, dia ditangkap di perbatasan New Mexico-Arizona dan dipaksa untuk menyerah.
Mereka kemudian dikirim ke reservasi yang berbeda di seluruh Amerika dan Geronimo menjadi petani, masuk Kristen, lalu pindah ke reservasi dekat Fort Sill.
Menurut Sensus AS 2010, sekitar dua puluh dua persen dari 5,2 juta suku asli Amerika hidup di menderita karena generasi AS yang mengingkari janji.
(*)