IAEA mengatakan mereka menggunakan citra satelit dan informasi dari internet untuk mengawasi perkembangan program nuklir Korea Utara.
Kompleks Yongbyon juga memproduksi uranium yang diperkaya, kunci lain untuk bahan bakar nuklir.
Laporan IAEA mengatakan "ada indikasi selama beberapa waktu bahwa fasilitas sentrifugal pengkayaan tidak beroperasi" walaupun pergerakan alat-alat itu juga diawasi.
Kompleks yang disebut Korut sebagai "jantung" program nuklir dan penelitian mereka itu telah menjadi pusat kekhawatiran internasional selama berpuluh-puluh tahun.
Tidak jelas seberapa banyak plutonium atau uranium yang telah diproduksi di Yongbyon atau di mana Korut menyimpannya.
Korut diyakini menjalankan berbagai fasilitas pengkayaan uranium tertutup lainnya.
Menurut perkiraan Korea Selatan tahun 2018, Korut mungkin sudah memproduksi 20-60 senjata nuklir.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korut telah memperingatkan akan memperluas program nuklir jika AS tidak menarik kebijakan "kasar" kepada Korut.
KOMENTAR