Militernya hanya dapat menerbangkan warga Afghanistan yang memenuhi syarat untuk pemukiman kembali.
"Kita harus bangga dengan angkatan bersenjata kita."
"Kita juga harus menyambut mereka yang datang untuk kehidupan yang lebih baik dan sedih untuk mereka yang ditinggalkan," kata Menteri Pertahanan Ben Wallace setelah penerbangan terakhir Inggris.
Selama lebih dari 20 tahun, Inggris berada di pihak Amerika Serikat (AS).
Sejak awal mereka terlibat invasi pimpinan AS ke Afghanistan yang menggulingkan Taliban yang saat itu berkuasa sebagai hukuman karena menyembunyikan militan al Qaeda di balik serangan 11 September 2001.
Akibatnya, lebih dari 450 personel angkatan bersenjata Inggris tewas selama dua dekade penempatan di negara itu.
Presiden AS Joe Biden sendiri telah menetapkan batas waktu 31 Agustus bagi militer AS untuk meninggalkan Afghanistan.
Akan tetapi semua pasukan sekutu termasuk Inggris telah memilih untuk pergi sebelum itu.
Inggris juga telah menangguhkan operasi kedutaan di Afghanistan.
Sempat ada 800 hingga 1.100 warga Afghanistan yang telah bekerja dengan Inggris tapi tidak berhasil keluar melalui udara.
Tapi Wallace berjanji untuk membantu mereka jika mereka bisa pergi melalui darat.
Kini Jenderal Nick Carter, kepala angkatan bersenjata Inggris, mengucapkan selamat tinggal.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR