Intisari-Online.com -Salah satu hal yang paling menjadi sorotan dari kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan adalaha para pengungsi.
Ya, seperti diketahui, banyak warga Afghanistan yang memilih untuk segera meninggalkan negaranya seiring kembalinya Taliban.
Mereka tak sudi untuk kembali berada di bawah rezim Taliban yang dikenal sangat tegas dalam menjalani aturan sesuai hukum Islam versi mereka.
Beberapa foto dan video menunjukkan betapa dramatisnya proses dan juga upaya para warga Afghanistan untuk melarikan diri.
Tentu saja masih segar dalam ingatan bagaimana pada Senin (16/8/2021), sebuah video mengerikan menunjukkan beberapa penumpang gelap jatuh dari sebuah pesawat yang lepas landas dari bandara Kabul.
Sampai berita ini diturunkan, setidaknya 3 orang dilaporkan jatuh dari atas pesawat Boeing C-17 Globemaster II milik AS yang tengah mengudara.
Sementara itu, menurut laporan The Sun,7 orang lainnya tewas ketika masih berusaha memanjat badan pesawat dengan harapan masih bisa masuk ke dalam pesawat.
Merujuk The Strait Times, salah seorang dari korban tewas tersebut adalah Zaki Anwari yang merupakan seorang pemain tim nasional (timnas) sepak bola Afghanistan.
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Jumat (20/8/2021), sebuah videoviral lain beredar terkait para pengungsi Afghanistan.
Kali ini adalah sebuah rekaman yang menunjukkan seorang balita dengan popok hampir lepas 'ditenteng' tentara AS melewati pagar berduri.
Banyak yang sempat menduga bahwa anak tersebut sengaja diserahkan oleh orangtuanya kepada tentara AS agar dibawa pergi dari Afghanistan.
Namun, belakangan juru bicara Pentagon John Kirby menjelaskan bahwa bayi tersebut dalam kondisi sakit dan beberapa saat kemudian kembali bertemu dengan orangtuanya.
Pasukan elite terdampar
Video-video tersebut tentu saja seolah menunjukkan bahwa kelompok yang sibuk mencari cara keluar dari Afghanistan hanyalah para warga.
Sementara pasukan AS dan sekutunya bertugas untuk membantu pengangkutan para warga yang ketakutan tersebut.
Padahal, ternyata ada kelompok pasukan yang masih terjebak di Afghanistan dan bahkan sampai membutuh misi penyelamatan khusus untuk bisa kabur.
Salah satunya adalah 20 tentara pasukan elite Angkatan Udara Inggris Special Air Service (SAS).
Mereka masih terjebak di Kandahar, Afghanistan, yang saat ini sudah berada dalam genggaman Taliban.
Entah seperti apa ceritanya, mereka tertinggal dari pasukan negara-negara sekutu lain yang diketahui sudah berada sangat jauh dari Kandahar.
Berupaya untuk keluar sendiri dari Kandahar tidak ubahnya seperti sebuah langkah bunuh diri mengingat pasukan Taliban yang meski tidak terlatih, tapi memiliki jumlah yang banyak yang kini menguasai senjata-senjata canggih peninggalan AS.
Akhirnya, mereka pun terpaksa meminta bantuan penjemputan kepada pimpinan militer Inggris.
Sebuah permintaan yang jelas-jelas tidak mudah sebab lapangan terbang terdekat di Kandahar juga sudah dikuasai oleh Taliban.
Akhirnya melalui sebuah pesan kode rahasia, mereka pun mengirimkan koordinat penjemputan.
Di bawah Sayap Penerbangan Pasukan Khusus Gabungan, Skuadron 47 Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) pun pergi menjemput.
"Mereka bergerak dalam sebuah operasi penyelamatan yang sangat senyap," tutur salah seorang sumber militer Inggris kepadaMetro, Minggu (22/8/2021).
Pasukan penyelamat pun harus mendaratkan pesawat mereka di lokasi yang sangat amat berbahaya dan gelap gulita karena dilakukan di malam hari.
"Benar-benar di luartext book," tambah sumber tersebut menjelaskan operasi tersebut.
Beruntung, meski dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan, pasukan penyelamat tersebut berhasil mengangkut 20 tentara AS lengkap dengan peralatan yang mereka bawa.
Pesawat yang berperan dalam operasi tersebut pun dikatakan tidak akan lagi digunakan setelah operasi tersebut.