Intisari-Online.com – Anda mungkin telah membaca banyak kisah orang-orang yang berjasa dalam membangun sebuah negara melalui peperangan yang terjadi.
Mereka bergabung dalam sebuah pasukan besar dengan membawa persenjataan yang lengkap kemudian menghadapi musuh yang besar pula.
Atau beberapa orang yang tergabung dalam pasukan rakyat yang bergerak diam-diam untuk melawan musuh.
Paul Revere bukanlah satu-satunya orang revolusioner yang berkendara di tengah malam untuk membunyikan alarm.
Anda mungkin hanya belum pernah mendengar yang lain yang lebih besar hanya karena tidak ada yang menulis tentang apa yang pernah mereka lakukan, meskin di antaranya jauh lebih menarik.
Apakah Anda berpikir dia yang dimaksud adalah seorang tentara dengan badan yang tinggi besar yang kemudian berperang melawan musuh demi kemerdekaan negaranya?
Tidak perlu berpangkat dalam sebuah pasukan ketentaraan, seseorang yang berperang melawan musuh dari rakyat biasa pun bisa menjadi seorang pahlawan.
Salah satunya, hanyalah seorang gadis remaja!
Namanya, Sybil Ludington, lahir pada tahun 1761.
Dia merupakan anak tertua dari 12 bersaudara yang lahir dari Kolonel Henry Ludington, pemimpin band lokal tentara warga di dekat Long Island Sound.
Ludington beristrikan seorang wanita bernama Abigail.
Sybil dibesarkan di dusun kecil Fredericksburg di Dutchess County, New York, yang sejak itu berganti nama menjadi Ludingtonville.
Dini hari tanggal 26 April 1777, seorang penunggang kuda yang kelelahan muncul di rumah Ludington dengan berita mengejutkan bahwa Danbury, Connecticut sedang diserang oleh Inggris dan resimen Ludington dibutuhkan segera.
Sayangnya, unit Ludington bubar sementara ketika mereka bisa mendapatkan hasil panen di tanah mereka, saat memasuki musim semi yang berarti musim tanam.
Kolonel Ludington, yang tetap harus membuat persiapan yang diperlukan untuk memimpin resimen dalam pertempuran, tidak hanya mengirimkan nama anggotanya saja.
Dia merasa putus asa mengumpulkan anggota pasukannya, maka dia pun menyuruh putrinya yang ketika itu berusia 16 tahun, Sybil.
Dalam beberapa versi cerita, Sybil mengajukan diri untuk melakukan pekerjaan heroik itu.
Sementara cerita lain, ayahnya yang menyuruhnya pergi.
Yang jelas, gadis remaja itu kemudian pergi dalam kegelapan malam dan hujan deras untuk mengumpulkan pasukan.
Apa yang dilakukannya sebenarnya adalah perjalanan yang berbahaya.
Dia melarikan kudanya di jalan raya dan hutan gelap gulita, baik kuda maupun penunggangnya tidak bisa melihat ke mana mereka pergi.
Bahkan di kondisi terbaik pun, gadis yang masih rentan dan tanpa pendamping itu mengambil risiko menghadapi tentara musuh atau orang mabuk.
Meskipun ada bahaya yang bakalan menghadangnya, Sybil Ludington tetap melaju.
Dari peternakan ke peternakan, melansir History Daily, Sybil Ludington menggedor pintu rumah untuk membangunkan penghuninya.
Dia melintasi sekitar 40 mil di dalam dan sekitar Putnam County, menyebarkan berita tentang serangan Danbury.
Menurut legenda, dia pergi ke utara sejauh Mohopac dan selatan sejauh Stormville.
Ketika dia kembali ke rumah saat fajar, dalam keadaan lelah, kedinginan, dan basah kuyup, hampir 400 tentara bersiap untuk berbaris ke Danbury.
Itu semua bisa terjadi, berkat usaha yang telah dilakukannya.
Sayangnya, pada saat pasukan Kolonel Ludington tiba, kota itu telah jatuh, meskipun mereka berhasil mengusir Inggris dari Danbury dan ke Long Island Sound.
Kolonel maupun Sybil Ludington pun menerima ucapan terima kasih yang tulus dari Jenderal George Washington atas upaya berani mereka melawan Inggris.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari