Alberto meninggalkan Timor Leste saat ia berusia 14 tahun, kemudian hidup di Indonesia, tepatnya Jawa Barat.
Bahkan, meski sebenarnya masih hidup, makam Alberto Muhammad justru ada di Timor Leste.
Kisah kepulangannya ke Timor Leste diwarnai suasana haru, kedatangannya disambut kerumunan keluarga besarnya di Dili.
Dalam momen tersebut, Alberto berulang kali mengucapkan, "Saya tidak percaya berada di sini."
Kembalinya anak-anak Timor Leste ke tanah kelahirannya dimungkinkan berkat upaya kelompok HAM Indonesia, AJAR, dengan dukungan Komnas HAM, Kementerian Luar Negeri RI, serta pemerintah Timor Leste.
Komisi pencari kebenaran Timor Leste, CAVR, memperkirakan ada sekitar 4.000 anak Timor Leste yang dipisahkan secara paksa dari keluarga mereka antara 1975 sampai 1999 akibat militer Indonesia, pemerintah Indonesia, atau organisasi keagamaan. Mereka disebut anak yang dicuri.
Seperti Alberto yang kala itu berusia 14 tahun, maka anak-anak lainnya diperkirakan kini berusia antara 30-an hingga 40-an.
Pemerintah Indonesia menolak jika dikatakan bahwa anak-anak itu diambil secara paksa, tapi menyebut mereka sebagai anak-anak yang "terpisah".
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR