Ratusan Tahun Terkungkung Penjajahan, Sejarah Timor Leste Juga Dituangkan dalam Setiap Inci Kain Tradisionalnya, Begini Makna Setiap Warna yang Sering Digunakan

Khaerunisa

Editor

Kain Tais, kain tradisional Timor Leste.
Kain Tais, kain tradisional Timor Leste.

Intisari-Online.com - Kini Timor Leste merupakan negara merdeka dengan nama resmi Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

Timor Leste merdeka melalui referendum yang digelar pada 30 Agustus 1999.

Dengan hasil pemungutan suara yang menunjukkan mayoritas rakyat Timor Leste menginginkan kemerdekaan dan menolak integrasi dengan Indonesia itu, wilayah ini merdeka.

Kemerdekaan itu didapat Timor Leste setelah 24 tahun menjadi bagian wilayah Indonesia sebagai provinsi ke-27 Indonesia saat itu.

Baca Juga: Negaranya Boleh Termuda, Tapi Ternyata di Timor Leste Ditemukan Benda Tertua di Dunia Ini, Bukti Bagaimana Manusia Bertahan Hidup di Wilayah Itu Ribuan Tahun Lalu

Kemudian, kemerdekaannya diakui secara internasional pada 2002, menjadikan negara ini salah satu negara termuda di dunia.

Sebelum diinvasi Indonesia pada 1975, Timor Leste telah melalui ratusan tahun penjajahan oleh Portugis.

Bahkan, wilayah ini sempat menjadi medan pertempuran Pasukan Jepang dan Sekutu dalam Perang Dunia II.

Timor Leste pun jatuh ke tangan Jepang setelah Pasukan Sekutu dipukul mundur, berada dalam genggaman Jepang hingga Perang Dunia II berakhir.

Baca Juga: Sisakan Tubuh Tanpa Kepala, Inilah Tragedi Horor Mengerikan, Tewaskan 82 Orang dalam Ajang Balapan Mobil Prancis, jadi Hari Paling Gelap dalam Sejarah Olahraga

Seperti berbagai negara lainnya, Timor Leste pun hadir dengan berbagai kebudayaan yang dimilikinya.

Bahkan, beberapa tradisi yang sempat ditinggalkan selama masa penjajahan, telah dibangkitkan kembali.

Misalnya ritual Tara Bandu. Tradisi kuno dan unik yang dijalani untuk melindungi lingkungan Timor Leste ini tak pernah diadakan saat wilayah ini diduduki Indonesia dan dijajah Portugis.

Selain itu, Uma Lulik, rumah tradisional Timor Letse, juga baru dilestarikan kembali setelah kemerdekaannya.

Baca Juga: Dihantam 'Bogem' Bahar bin Smith, Ryan Jombang Sang Penjagal 11 Nyawa Ternyata Nyaris Habisi Nyawa Ibu Sendiri saat Masih Jadi Bocah Ingusan Gara-gara Ini

Sementara itu, kain Tais menjadi salah satu kekayaan budaya Timor Leste yang penuh dengan makna.

Bukan untuk berbusana saja, kain Tais menyimpan makna mendalam bagi masyarat Timor Leste.

Kain ini digunakan dalam berbagai momen penting, seperti upacara tradisional, pernikahan, dan sebagainya.

Ada yang begitu menarik dari kain tradisional Timor Leste ini, yaitu masing-masing warnanya punya makna tersendiri.

Baca Juga: Segera Cek Weton Anda, Apakah Anda Pemilik WetonKamis Pahing? Ternyata Seperti Ini Watak dan Karakternya

Rupanya, warna yang sering dipakai untuk kain Tais di antaranya merah, hitam, kuning, dan putih.

Warna-warna tersebut mengukir sejarah Timor Leste yang penuh dengan perjuangan melawan penjajah.

Mengutip The Textile Atlas, warna sangat simbolis dalam tenun tais, terutama warna bendera nasional Timor.

Warna merah untuk pengorbanan dan pembebasan, hitam untuk kemenangan, kuning untuk sisa-sisa kolonial bangsa, dan putih untuk cahaya perdamaian.

Baca Juga: Pantas Saja China dan Rusia Ogah Campuri Urusan Taliban, Ternyata China, Rusia, dan Pakistan Malah Berencana Dekati Taliban, dan Akan Segera Buat Kesepakatan Ini

Warna yang dipilih untuk setiap satu kain Tais tergantung pada kesempatan di mana ia akan dikenakan (pernikahan, pemakaman).

Sementara itu, di beberapa desa dan koperasi, tanaman endemik masih digunakan untuk mewarnai kapas pintal tangan.

Tetapi, meningkatnya ketersediaan serat poliester dan pewarna sintetis mengubah cara pembuatan tais.

Begitulah, melalui warna, sejarah Timor Leste dituangkan dalam setiap inci kain tradisional Timor Leste ini.

Baca Juga: Kisah Pisau Bolo, Senjata Legendaris Filipina yang Menakutkan dan Mematikan saat Perang Dunia 2 dan Kini Dipakai Militer Dunia, Bagaimana Sejarahnya?

(*)

Artikel Terkait