Bagaimana tanggapan China? Tentu saja sesuai keinginan Taliban. Negeri Tirai Bambu tersebut menawarkan legitimasi untuk kelompok tersebut.
“Taliban Afghanistan adalah kekuatan militer dan politik yang penting di Afghanistan dan diharapkan memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi, dan rekonstruksi negara itu,” ujar Wang.
China nampaknya memang sedang sangat bersemangat menyambut kemenangan Taliban di Afghanistan.
Maklum, mereka sudah mengincar mineral berharga sangat tinggi yang terkandung di dalam tanah Negeri Kuburan Kerajaan tersebut.
Mineral yang dimaksud adalah logam tanah jarang, yang keberadaannya di Bumi memang sangat langka, seperti lantanum, serium, neodymium, dan urat aluminium, emas, perak, seng, merkuri, dan lithium.
China begitu 'ngebet' untuk mengukuhkan dirinya sebagai penguasa logam tanah jarang setelah kini menguasai 35% cadangan global dari logam tanah jarang.
Mereka ingin meningkatkan produksi logam tanah jarang yang pada 2018 mencapai 70% dari total logam tanah jarang dunia atau sekitar 120.000 metrik ton berasal dari China.
Sebuah ambisi besar yang sebenarnya penuh risiko, yang membuat mereka lupa akan watak asli dari Taliban.
Source | : | Kompas.com,the diplomat,cgtn |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR