Intisari-Online.com -Taliban telah mengambil alih kekuasaan di Afghanistan tak lama setelah AS dan sekutunya menarik pasukan dari negara itu.
Enam hari setelah Taliban kuasai Afghanistan, arus orang yang mencoba melarikan diri dari negara itu terus membanjiri negara-negara lain.
Jalan-jalan menuju bandara Kabul tersendat, sementara keluarga-keluarga yang melarikan diri berkerumun di antara kawat berduri, yang memisahkan Taliban dari pasukan AS dan sekutunya.
Presiden AS Joe Biden menyebutnya sebagai salah satu pengangkutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah.
Pejabat Qatar pada Sabtu (21/8/2021), mengatakan, lebih dari 7.000 orang telah dievakuasi dari Afghanistan ke Qatar.
Proses evakuasi berjalan tegang, ketika ribuan orang bergegas meninggalkan Kabul setelah Taliban kuasai Afghanistan.
Qatar dan Uni Emirat Arab lalu mendirikan pos-pos untuk penerbangan evakuasi, tak hanya bagi orang Afghanistan, tapi juga warga negara-negara Barat serta penerjemah Afghanistan, jurnalis, dan lainnya.
Seorang pejabat Qatar yang menolak disebutkan namanya kepada AFP mengatakan, "Sejak dimulainya operasi internasional, lebih dari 7.000 orang telah dievakuasi dari Afghanistan ke Qatar."
"Atas permintaan LSM, lembaga pendidikan, dan organisasi media internasional, kami mengevakuasi ratusan karyawan Afghanistan dan keluarga mereka, serta mahasiswi di seluruh negeri," lanjut pejabat itu.
"Antara lain memfasilitasi evakuasi warga dari Amerika Serikat, Jerman dan Inggris. Upaya evakuasi kami sedang berlangsung."
Pejabat Amerika mengonfirmasi, operasi evakuasi sempat terhenti selama sekitar tujuh jam pada Jumat (20/8/2021) karena pangkalan penerima di Qatar penuh sesak.
Qatar menekankan, "Semua orang yang dievakuasi disediakan akomodasi layak dan semua kebutuhan lain yang diperlukan".
Banyak dari 7.000 orang yang saat ini berada di Qatar sedang transit di negara ketiga, kata pejabat Qatar.
UEA juga menjadi pusat evakuasi. Otoritas Prancis memilih ibu kota Abu Dhabi, dan Inggris mengarahkan warganya ke Dubai sebagai titik transit yang disetujui.
Sebanyak lebih dari 8.500 orang telah transit di UEA sejauh ini, menurut pemerintah.