Intisari-Online.com - Ketika pemerintah AS dan Eropa berlomba untuk mengeluarkan warganya dari Afghanistan, Rusia adalah salah satu dari sedikit negara yang tidak tampak khawatir dengan pengambilalihan Taliban.
Para diplomat Rusia menggambarkan orang-orang baru di kota itu sebagai "orang-orang normal" dan berpendapat bahwa ibu kota sekarang lebih aman daripada sebelumnya.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa pengambilalihan Taliban adalah kenyataan yang harus mereka hadapi.
Semuanya jauh dari bencana perang sembilan tahun di Afghanistan dengan menopang pemerintah komunis Kabul pada 1980-an.
Tidak seperti kebanyakan kedutaan asing di ibu kota, Rusia mengatakan misi diplomatiknya tetap terbuka dan memiliki pesan hangat untuk penguasa baru.
Duta Besar Dmitry Zhirnov bertemu dengan perwakilan Taliban dalam waktu 48 jam setelah pengambilalihan dan mengatakan dia tidak melihat bukti pembalasan atau kekerasan.
Melansir BBC, Sabtu (21/8/2021), Perwakilan Moskow untuk PBB Vassily Nebenzia berbicara tentang masa depan rekonsiliasi nasional yang cerah, dengan hukum dan ketertiban kembali ke jalan-jalan dan "berakhirnya pertumpahan darah selama bertahun-tahun".
Utusan khusus Presiden Putin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, bahkan mengatakan bahwa Taliban lebih mudah dinegosiasikan daripada "pemerintah boneka" lama Presiden Ashraf Ghani.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR