Pantesan PPKM Tak Kunjung Kelar, WHO Saja Sudah Ketar-Ketir Dengan Situasi Covid-19 di Indonesia, Sampai Mendesak Pemerintahnya Lakukan Hal Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

ilustrasi pandemi covid-19
ilustrasi pandemi covid-19

Intisari-online.com - Sudah beberapa kali pemerintah Indonesia terus memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

PPKM yang semula direncanakan pada 3 Juli hingga 18 Juli, justru diperpanjang hingga saat ini.

Hal ini dilakukan tak lain untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 varian delta yang mengamuk di Indonesia.

Selain itu Indonesia tercatat masih memiliki jumlah kasus Covid-19 yang tinggi di dunia.

Baca Juga: Afrika Barat Dilanda Kemalangan Bertubi-tubi, Covid-19 Belum Tuntas, Wabah Baru Virus Marburg dan Ebola Muncul Menambah Derita

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saja sampai menyenggol Indonesia secara langsung.

Menurut, Kontan.id Jumat (20/8/21), WHO mendesak pemerintah Indonesia untuk membendung penyebaran Covid-19.

Desakan tersebut menyusul data baru yang menunjukkan mobilitas untuk ritel dan rekreasi telah mencapai tingkat pra-pandemi di beberapa wilayah.

Menurut Reuters, Indonesia yang menjadi episentrum bulan lalu, di Asia dipaksa memberlakukan pembatasan mobilitas sosial.

Baca Juga: Cuma Butuh Waktu Kurang Sebulan, Terekuak Cara Jitu China Kendalikan Covid-19 Varian Delta di 40 Provinsi, Bisakah Indonesia Menirunya?

Ini memungkinkan mal dan restoran di area tertentu beroperasi dengan kapasitan 25%.

Laporan ini menyusul laporan WHO yang menyoroti peningkatan signifikan dalam mobilitas masyarakat dalam ritel dan rekreasi di provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Ketiga wilayah ini secara kolektif menampung sekitar 97 juta orang.

Ruang ritel dan rekreasi mengacu pada restoran, kafe, pusat perbelanjaan, perpustakaan, museum dan taman hiburan.

Berdasarkan data Google dari minggu kedua Agustus.

WHO mengatakan mobilitas mencapai tingkat tidak terlihat sejak Februari 2020.

"Perumusan rencana kongret dan tindakan mendesak sangat penting untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak peningkatan mobilitas pada transmisi dan kapasitas sistem kesehatan," kata laporan itu.

Baca Juga: Pantas Sampai Relakan Rakyatnya Terkapar karena Covid-19, PM Israel Blak-blakan Ungkap Negaranya Bakal Jadi Sasaran Empuk Hamas dan Iran Jika Sampai Terapkan Lockdown, Ini Alasannya

Didorong varian Delta, yang sangat menular kasus virus Corona harian di Indonesia mencapai lebih dari 56.000 bulan lalu.

Rumah sakit di pulau Jawa yang dianggap terpadat di Indonesia, sampai kekurangan tempat tidur, oksigen, dan kebanjiran pasien.

Kasus harian telah turun, secara signifikan menjadi sekitar 15.000 pada 18 Agustus, tetapi tingkat pengujian juga turun dan tinggat positif dan kematian tetap tinggi.

Para ahli kesehatan masyarakat menyatakan keprihatinannya atas penyebaran varian Delta.

Menurut Wiku Adisasmito, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia mengatakan, perlu berhati-hati agar masyarakat bisa kembali ke level sebelumnya.

"Ini ada proses pemulihan ekonomi yang cepat tetapi menandakan perlunya lebih berhati-hati terhdap peningkatan kasus terutama minggu depan," ujarnya.

Artikel Terkait