Dia bergegas melewati jagung dan menyerang musuh dari dekat.
Meskipun terluka dalam baku tembak itu, dia tetap melanjutkan serangan dan memberikan perlindungan yang dibutuhkan anak buahnya.
Hasil akhir serangan itu membuat Taliban bungkam, dan yang terluka diizinkan untuk mengungsi.
Namun, tidak ada tanda-tanda Kopral Budd, saat unitnya mundur.
Dia sudah dinyatakan hilang dalam aksi, sementara pasukan reaksi cepat dikumpulkan untuk mencarinya.
Ketika pasukan reaksi cepat menerobos kebun jagung dengan kekuatan udara mumukul mundur Taliban, tubuh Budd ditemukan tergeletak di kebun di samping tiga orang Taliban yang tewas.
Atas tindakannya pada 20 Agustus dan beberapa hari sebelumnya, Kopral Bryan Budd dianugerahi Victoria Cross dan salah satu yang menerima penghargaan sejak akhir Perang Dunia 2.
Pemeriksaan membuktikan bahwa tembakan fatal ke Budd berasal dari senjata NATO 5,56 yang menunjukkan tembakan ringan, tetapi hanya terjadi karena dia akan menghancurkan musuh.
Dua kali Kopral Bryan dari PARA Inggris menganggap lebih baik melakukan serangan balik dan memberikan kekerasan pada musuh daripada menerima serangan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR