Intisari-Online.com - Pada 1 Agustus 1945, ditandatangani isi perjanjian Postdam oleh negara-negara sekutu.
Itu dicapai setelah negara-negara sekutu melakukan pertemuan di Cecilienhof, Postdam, Jerman.
Negara yang menghadiri pertemuan tersebut di antaranya Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet.
Dilaksanakan antara 17 Juli hingga 2 Agustus 1945, Konferensi Postdam bertujuan untuk mendiskusikan perihal nasib Jerman pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II.
Baca Juga: Akhiri Perang Dunia 2, Inilah Isi Perjanjian Postdam yang Dirumuskan Sekutu
Perjanjian Postdam yang merupakan hasil pertemuan ini ditandatangani oleh tokoh-tokoh dari masing-masing negara tersebut.
Mereka adalah Perdana Menteri Clement Richard Atlee (perwakilan Inggris), Sekretaris Joseph Stalin (perwakilan Uni Soviet), dan Presiden Harry S. Truman (perwakilan Amerika Serikat).
Perjanjian ini sebenarnya juga memutuskan upaya rekonstruksi seluruh aspek kehidupan Eropa pasca Perang Dunia II.
Dibuat sebagai salah satu kesepakatan untuk mengakhiri Perang Dunia II, nyatanya Perjanjian Postdam akhirnya menimbulkan dampak yang cukup merugikan banyak pihak.
Baca Juga: Kini Terdiri dari 10 Negara, Ini Peta ASEAN Beserta Negara Anggota dan Ibu Kotanya
Isi Perjanjian Postdam
Terdapat enam pokok isi Perjanjian Postdam, yaitu:
Dampak Perjanjian Postdam
Sementara itu, berikut ini beberapa dampak Perjanjian Postdam:
Ratusan Orang Tewas saat Berusaha Melintasi Tembok Berlin
Setelah kekuasaan Jerman terbagi menjadi dua, Pemerintah Jerman Timur akhirnya membuat tembok penghalang.
Hal itu menyusul hijrahnya jutaan warga Jerman Timur ke Jerman Barat meninggalkan wilayah pendudukan Soviet.
Padahal sebelumnya, pemimpin Komunis Jerman Timur, Walter Ulbricht mengatakan tidak akan membangun pembatas antara kedua wilayah.
Pembangunan tembok penghalang yang dikenal sebagai 'Tembok Berlin' ini pun menimbulkan reaksi penolakan dari penduduk Berlin.
Keberadaan tembok beton setinggi 3 meter itu membuat mereka terpiah dari sanak saudara.
Terjadi unjuk rasa yang dipimpin oleh Wali Kota Berlin Barat, Willi Brandt mengkritik pihak Barat khususnya AS karena telah gagal mengambil sikap menentang keberadaan tembok pemisah itu.
Pada tanggal 9 November 1989 pagi, massa dari Jerman Barat dan Jerman Timur berkumpul di Tembok Berlin.
Saat itu, dilaporkan sebanyak 2 juta orang datang berkumpul di Tembok Berlin.
Mereka memanjat dan membongkar tembok tersebut.
Kala itu, massa meruntuhkan tembok menggunakan palu dan berusaha menyingkirkan potongan-potongan tembok menjauh dari lokasi aslinya.
Segera setelah tembok yang menghalangi aktivitas masyarakat Berlin tersebut menghilang, warga kota kembali bersatu sejak dipisahkan pada tahun 1945.
Namun, sejak didirikan pada tahun 1961, Tembok Berlin terlanjur 'memakan' ratusan nyawa.
Sebanyak 5.000 orang gagal menembus blokade tembok. Sementara itu, sebanyak 191 orang meninggal dunia dalam usaha untuk melintasi tembok pembatas tersebut.
(*)