Bikin Panik Satu Indonesia, Ahli Sebut Virus Corona Akan Menjadi 'Virus Selamanya', Fakta Ini yang Bikin Miris

Mentari DP

Editor

Pandemi virus corona di Indonesia.
Pandemi virus corona di Indonesia.

Intisari-Online.com - Pandemi virus corona sudah berlangsung sejak awal tahun 2020.

Artinya pandemi virus corona sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun.

Namun bukannya mereda, justru beberapa negara dilanda gelombang kedua pandemi. Termasuk Indonesia.

Baca Juga: Tinggalkan Barcelona, Lionel Messi Resmi Bergabung dengan PSG, Gajinya Langsung Bikin Geleng-geleng Kepala, 1 JamDapatRp67,7 Juta!

Berdasarkan data dariworldometers.info, kasus virus corona di seluruh dunia sudah mencapai 204 juta kasus dengan 4,3 juta kasus kematian.

Di tengan itu,ada peringatan bahwa pandemi lebih dekat ke awal daripada akhir. Kok bisa?

Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (11/8/2021), ahli epidemiologi terkemuka Dr Larry Brilliantmengatakan bahwa dunia"lebih dekat ke awal daripada akhir".

Apa alasannya?

Inikarena hanya 15 persen dari populasi global yang telah divaksinasi.

Oleh karenanya, Dr Brilliant mengeluarkan peringatan keras dan menekankan perlunyavaksin untuk orangtua.

Baca Juga: Jadi Vaksin Utama di Indonesia,Arab Saudi Malah Tolak Vaksin Sinovac untuk Umroh, Pasang Harga MahalPuluhan Kali Lipat,Calon Jemaah: Kami Tidak Punya Uang Lagi

“Saya pikir kita lebih dekat ke awal daripada akhir pandemi."

"Dan itu bukan karena varian yang kita lihat sekarang akan bertahan selama itu,” kata Dr Brilliant kepada saluran berita CNBC .

“Kecuali kita memvaksinasi semua orang di lebih dari 200 negara."

Pakar penyakit mencatat sekitar 100 negara telah memvaksinasi hanya lima persen dari populasi mereka.

Ia memprediksi Covid akan menjadi “virus selamanya” seperti virus influenza – yang biasa dikenal dengan flu.

Sebuah studi baru-baru ini oleh Imperial College London menemukan bahwa orang yang memiliki kedua dosis vaksin Covid-19 memiliki risiko sekitar 49 persen lebih kecil untuk terinfeksi virus dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.

Studi inimuncul di tengah laporan yang menunjukkan sebagian besar pasien rawat inap dan kasus kematian di AS itu sebagian besar belum divaksinasi.

Bahkan jumlah kasus per hari mencapai level tertinggi enam bulan.

Salah satu penyebab tingginya kasus virus corona adalah varian Delta, yang berasal dari India.

Menurut data terbaru, varian Delta 40-60 persen lebih mudah menular daripada Alpha dan hampir dua kali lebih mudah menular daripada jenis aslinya.

Baca Juga: Xi Jinping Kebakaran Jenggot, Data Penting di Laboratorium Wuhan Ini Sudah Diamankan Amerika, Konon Bisa Membongkar Kebenaran Soal Covid-19, Apa Itu?

Dr Brilliant mengatakan bahwa varian Delta mungkin virus paling menular yang pernah ada.

Bahkan dia memperingatkan kemungkinan lebih banyak varian muncul di masa depan.

"Saya memperingatkan selain varian Delta, mungkin ada lebih banyak lagi varian yang akan datang," kata Dr Brilliant kepada CNBC.

"Jika itu terjadi, maka tidak hanya di lingkungan Anda atau tidak hanya di keluarga Anda, yang harus di vaksin, tetapi di seluruh dunia.”

Khususnyaorang berusia 65 tahun ke atas. Mereka harus diberikan suntikansesegera dansecepat mungkin.

Terlebih di negara-negara yang belum memiliki akses vaksin.

Baca Juga: Indonesia Dihantam Tsunami Virus Corona,11.045 AnakJadi Yatim Piatudalam Waktu Singkat Setelah Orangtuanya Meninggal, Begini Nasib Mereka Kini

Artikel Terkait