Jadi Vaksin Utama di Indonesia, Arab Saudi Malah Tolak Vaksin Sinovac untuk Umroh, Pasang Harga Mahal Puluhan Kali Lipat, Calon Jemaah: Kami Tidak Punya Uang Lagi

Mentari DP

Penulis

Ibadah Umrah Indonesia.

Intisari-Online.com - Karena pandemi virus corona, Ibadah Haji dan Ibadah Umrah Indonesia beberapa kali dibatalkan.

Apalagi untuk Indonesia yang memiliki kasus virus corona yang sangat tinggi.

Sehingga statusIbadah Haji dan Ibadah Umrah Indonesia ditangguhkan.

Baca Juga: Xi Jinping Kebakaran Jenggot, Data Penting di Laboratorium Wuhan Ini Sudah Diamankan Amerika, Konon Bisa Membongkar Kebenaran Soal Covid-19, Apa Itu?

Nah, mendadak umrah akan kembali dibuka mulai 9 Agustus 2021 oleh Arab Saudi.

Akan tetapiKementerian Agama menyoroti sejumlah kebijakan yang dianggap"kurang masuk akal".

Apa saja kebijakan itu?

Dilansir dari kompas.com pada Rabu (11/8/2021), Pemerintah Arab Saudi menerima permintaan umrah bagi seluruh dunia.

Akan tetapi ada sejumlah syarat dari pemerintah Arab Saudi.

Pertama, kapasitas umrah hanya 2 juta per bulan. Jauh lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya60.000 kunjungan per bulan.

Baca Juga: Walau Bikin Panik Se-Indonesia Karena Kasus Tsunami Covid-19, Tak Disangka Indonesia yang Seharusnya di Posisi ke-3 Dunia Malah Berada di Posisi Bawah Ini, Masih Amankah?

Lalu beberapa negaraharus menjalani karantina 14 hari di negara ketiga sebelum tiba di Arab Saudi.

Ada 9 negara, yaitu India, Pakistan, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, Lebanon, dan termasuk Indonesia.

Ketiga,Arab Saudi hanya menerima jemaah yang sudah mendapat vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan Johnson&Johnson.

Keempat, inilah yang sangatsulit. Di manabiaya umrah dua kali lipat.

Jika melihat kententuan lainnya lama seperti karantina, tes PCR, dan vaksin tambahan, maka itu semua akan dibebankan kepada calon jamaah umrah.

"Kalau kita bicara harga, akan jadi dua kali lipa."

"Bisa sampai Rp 54-60 juta per orang, untuk selama 30 hari menyelenggarakan ibadah umrah," kata Tauhid kepada BBC News Indonesia pada Senin (9/8/2021).

Masalah lain adalah soal vaksin, diketahui vaksin Sinovac adalah vaksin yang paling dominan yang didapat masyarakat Indonesia.

Sementara pemerintah Arab Saudi tidak mau menerimanya.

Oleh karnanyaKementerian Agama menyambangi Duta Besar Arab Saudi di Jakarta.

Mereka melakukan beberapa upaya.

"Kami menyampaikan bahwa, saat ini WHO sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm sudah diakui WHO."

Baca Juga: Pantas Penyebarannya Semakin Menjadi-jadi, Ternyata Ada Pasien Long Covid-19,Miliki 200 Gejala danPengobatannya Sampai 9 Bulan, WHO Saja Langsung Prihatin!

"Kalau diakui WHO, tentunya pemerintah Arab Saudi juga akan mengakui," kata Nur Arifin,Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Para calon jemaah umrah pun mengeluhkan soal biaya. Apalagi bagi mereka yang gagal berangkat karena pandemi.

Iip Ropiah, 42 tahun, misalnya yangsudah mendaftar keberangkatan umrah sejak Januari 2020, tapigagal berangkat pada Maret 2020.

Ketika ditawarin tambahan yang, dia menolak.

"Mungkin buat buat orang yang rezeki bisa saja, ibadah umrah itu istilahnya dambaan setiap kaum Muslim."

"Kalau buat saya, keberatan, saya enggak punya juga uangnya untuk nambahinnya," tambah Iip.

Sejauh ini, Iip lebih memilih menunggu pandemi mereda, untuk berangkat ke Tanah Suci.

Baca Juga: Pantas Indonesia Dijuluki Negara Terburuk Selama Pandemi Covid-19, Media Amerika Ini Beberkan Fakta Mencekam Kondisi Tanah Air yang Sebenarnya, 2 Poin Ini yang Paling Krusial

Artikel Terkait