Pertumbuhan negatif atas konsumsi di Hebei, Heilongjiang dan Liaoning dapat berkaitan dengan parahnya wabah Covid-19 di kuartal pertama 2020 dan dilengkapi dengan lockdown sebagian tempat.
Namun Guangdong, provinsi terkaya China yang juga mengalami ledakan kasus Covid-19 Mei 2020 dan ekonominya tumbuh dengan lambat karena Covid-19 masih memiliki tingkat penjualan retail tinggi dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi mereka.
Ternyata kesenjangan pertumbuhan daya beli antara wilayah utara dan selatan ini bukan isu baru di China.
Ekonom China Zhang Zhiwei mengatakan, "tingkat konsumsi di China telah stabil sebelum pandemi dan tidak pernah fluktuatif banyak.
"Walaupun ada perbedaan daya konsumsi regional, semuanya tumbuh positif.
"Walaupun setahun separuh telah dilewati sejak pandemi awalnya menyerang China, beberapa tempat masih belum pulih ke tingkat pra-pandemi dan beberapa masih mengalami pertumbuhan negatif. Ini mengejutkan."
Di balik kesenjangan pertumbuhan konsumsi adalah kesenjangan penyerapan tenaga kerja dan gaji, seperti dikabarkan para analis.
Sejak pandemi menyerang, tingkat pertumbuhan pendapatan keluarga miskin telah lebih rendah dibandingkan rata-rata dan kesenjangan yang makin luas ini menjadi salah satu alasan utama konsumsi yang lemah saat ini, ujar Zhang.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR