Mereka terkejut dan tidak menyangka sebuah pemisah akan melintang di tengah-tengah Kota Berlin.
Tembok beton setinggi 3 meter itu pun kemudian membuat orang-orang terpiah dari sanak saudara yang berada di bagian kota lain.
Terjadi unjuk rasa yang dipimpin oleh Wali Kota Berlin Barat, Willi Brandt mengkritik pihak Barat khususnya AS karena telah gagal mengambil sikap menentang keberadaan tembok pemisah itu.
Sejak berdirinya tembok, pada 1961 hingga runtuhnya pada tahun 1989, total terdapat 5.000 orang Jerman Timur yang berusaha menembus blokade untuk menyeberang.
Selain itu, lebih dari 5.000 orang lainnya gagal menembus blokade tembok serta 191 orang meninggal saat berusaha untuk melintasi pembatas.
Kegagahan tembok yang menjadi simbol Perang Dingin tersebut runtuh saat massa dari Jerman Timur dan Jerman Barat berkumpul di Tembok Berlin, kemudian mulai memanjat serta membongkarnya.
Aksi massa tersebut didorong oleh runtuhnya Soviet pada akhir dekade 1990-an dan penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur.
Inilah sejarah pembangunan Tembok Berlin yang tak lepas sebagai dampak Perjanjian Postdam.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR