Intisari-Online.com - Pembangunan simbol paling kuat dari Perang Dingin, Tembok Berlin, merupakan salah satu dampak isi Perjanjian Postdam.
Perjanjian Postdam merupakan perjanjian antara para pemenang Perang Dunia II yang menandai berakhirnya perang besar ini.
Antara 17 Juli hingga 2 Agustus 1945, pihak sekutu Perang Dunia II, yaitu Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, mengadakan Konferensi Potsdam.
Konferensi tersebut diadakan di Istana Cecilienhof, rumah Putra Mahkota Wilhelm di Kota Potsdam, Jerman.
Tujuan diadakannya Konferensi Postdam adalah untuk mendiskusikan perihal nasib Jerman pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II.
Perjanjian Postdam merupakan hasil dari pertemuan tersebut, yang ditandatangani pada 1 Agustus 1945.
Salah satu isi Perjanjian Postdam Pembagian wilayah Jerman menjadi dua, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.
Itulah yang menjadi awal mula dibangunnya Tembok Berlin, yang kemudian menjadi ikon Perang Dingin. Bagaimana sejarah pembangunan tembok ini?
Setelah Perang Dunia II, wilayah Jerman dibagi menjadi 2 yakni wilayah Jerman Timur yang menjadi bagian dari pendudukan Uni Soviet dan Jerman Barat yang menjadi zona pendudukan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
Hal tersebut juga berimbas pada wilayah Berlin yang menjadi tempat perbatasan kedua wilayah.
Meski secara teknis wilayah Berlin berada di wilayah pendudukan Soviet, namun area kota tersebut terbagi menjadi dua bagian yakni Berlin Timur dan Berlin Barat.
Ternyata, banyak orang memilih hijrah ke Jerman Barat dan meninggalkan wilayah pendudukan Soviet.
Sebanyak 2,5 juta hingga 3 juta warga dari wilayah Timur berbondong-bondong mencari peluang baru di Jerman Barat.
Hal itulah yang membuat Pemerintah Jerman Timur akhirnya membuat tembok penghalang.
Padahal sebelumnya, pemimpin Komunis Jerman Timur, Walter Ulbricht mengatakan tidak akan membangun pembatas antara kedua wilayah.
Hal tersebut menimbulkan reaksi penduduk Berlin yang menolak pembangunan Tembok Berlin.
Mereka terkejut dan tidak menyangka sebuah pemisah akan melintang di tengah-tengah Kota Berlin.
Tembok beton setinggi 3 meter itu pun kemudian membuat orang-orang terpiah dari sanak saudara yang berada di bagian kota lain.
Terjadi unjuk rasa yang dipimpin oleh Wali Kota Berlin Barat, Willi Brandt mengkritik pihak Barat khususnya AS karena telah gagal mengambil sikap menentang keberadaan tembok pemisah itu.
Sejak berdirinya tembok, pada 1961 hingga runtuhnya pada tahun 1989, total terdapat 5.000 orang Jerman Timur yang berusaha menembus blokade untuk menyeberang.
Selain itu, lebih dari 5.000 orang lainnya gagal menembus blokade tembok serta 191 orang meninggal saat berusaha untuk melintasi pembatas. Kegagahan tembok yang menjadi simbol Perang Dingin tersebut runtuh saat massa dari Jerman Timur dan Jerman Barat berkumpul di Tembok Berlin, kemudian mulai memanjat serta membongkarnya.
Aksi massa tersebut didorong oleh runtuhnya Soviet pada akhir dekade 1990-an dan penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur.
Inilah sejarah pembangunan Tembok Berlin yang tak lepas sebagai dampak Perjanjian Postdam.
(*)