Simbol Paling Kuat dari Perang Dingin Ini Tercipta sebagai Salah Satu Dampak Isi Perjanjian Postdam, 3 Dekade Memisahkan Sanak Saudara di Kota Ini

Khaerunisa

Editor

Tembok Berlin, dibangun sebagai salah satu dampak isi Perjanjian Postdam yang membagi Jerman jadi dua.
Tembok Berlin, dibangun sebagai salah satu dampak isi Perjanjian Postdam yang membagi Jerman jadi dua.

Intisari-Online.com - Pembangunan simbol paling kuat dari Perang Dingin, Tembok Berlin, merupakan salah satu dampak isi Perjanjian Postdam.

Perjanjian Postdam merupakan perjanjian antara para pemenang Perang Dunia II yang menandai berakhirnya perang besar ini.

Antara 17 Juli hingga 2 Agustus 1945, pihak sekutu Perang Dunia II, yaitu Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, mengadakan Konferensi Potsdam.

Konferensi tersebut diadakan di Istana Cecilienhof, rumah Putra Mahkota Wilhelm di Kota Potsdam, Jerman.

Baca Juga: Amir Sjarifuddin, Perdana Menteri Indonesia yang Tandatangani Isi Perjanjian Renville, Salah Satu Pejuang Kemerdekaan yang Justru Berakhir Dihukum Mati

Tujuan diadakannya Konferensi Postdam adalah untuk mendiskusikan perihal nasib Jerman pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II.

Perjanjian Postdam merupakan hasil dari pertemuan tersebut, yang ditandatangani pada 1 Agustus 1945.

Salah satu isi Perjanjian Postdam Pembagian wilayah Jerman menjadi dua, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.

Itulah yang menjadi awal mula dibangunnya Tembok Berlin, yang kemudian menjadi ikon Perang Dingin. Bagaimana sejarah pembangunan tembok ini?

Baca Juga: Keceplosan, Wartawan Amerika Ini Malah Bocorkan AS Sudah Siapkan Senjata Paling Ampuh Untuk Melawan Rusia, Bukan Nuklir Maupun Pesawat Perang, Tetapi Hal Tak Terduga Ini

Setelah Perang Dunia II, wilayah Jerman dibagi menjadi 2 yakni wilayah Jerman Timur yang menjadi bagian dari pendudukan Uni Soviet dan Jerman Barat yang menjadi zona pendudukan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.

Hal tersebut juga berimbas pada wilayah Berlin yang menjadi tempat perbatasan kedua wilayah.

Meski secara teknis wilayah Berlin berada di wilayah pendudukan Soviet, namun area kota tersebut terbagi menjadi dua bagian yakni Berlin Timur dan Berlin Barat.

Ternyata, banyak orang memilih hijrah ke Jerman Barat dan meninggalkan wilayah pendudukan Soviet.

Baca Juga: Indonesia Dihantam Tsunami Virus Corona,11.045 AnakJadi Yatim Piatudalam Waktu Singkat Setelah Orangtuanya Meninggal, Begini Nasib Mereka Kini

Sebanyak 2,5 juta hingga 3 juta warga dari wilayah Timur berbondong-bondong mencari peluang baru di Jerman Barat.

Hal itulah yang membuat Pemerintah Jerman Timur akhirnya membuat tembok penghalang.

Padahal sebelumnya, pemimpin Komunis Jerman Timur, Walter Ulbricht mengatakan tidak akan membangun pembatas antara kedua wilayah.

Hal tersebut menimbulkan reaksi penduduk Berlin yang menolak pembangunan Tembok Berlin.

Baca Juga: Sekali Lihat Bisa Tau Watak Seseorang, Ternyata Begini Cara Tau Karakter Seseorang Cuma Dilihat Dari Caranya Memegang Ponsel, Ini Penjelasnnya!

Mereka terkejut dan tidak menyangka sebuah pemisah akan melintang di tengah-tengah Kota Berlin.

Tembok beton setinggi 3 meter itu pun kemudian membuat orang-orang terpiah dari sanak saudara yang berada di bagian kota lain.

Terjadi unjuk rasa yang dipimpin oleh Wali Kota Berlin Barat, Willi Brandt mengkritik pihak Barat khususnya AS karena telah gagal mengambil sikap menentang keberadaan tembok pemisah itu.

Sejak berdirinya tembok, pada 1961 hingga runtuhnya pada tahun 1989, total terdapat 5.000 orang Jerman Timur yang berusaha menembus blokade untuk menyeberang.

Baca Juga: Sekali Lihat Bisa Tau Watak Seseorang, Ternyata Begini Cara Tau Karakter Seseorang Cuma Dilihat Dari Caranya Memegang Ponsel, Ini Penjelasnnya!

Selain itu, lebih dari 5.000 orang lainnya gagal menembus blokade tembok serta 191 orang meninggal saat berusaha untuk melintasi pembatas. Kegagahan tembok yang menjadi simbol Perang Dingin tersebut runtuh saat massa dari Jerman Timur dan Jerman Barat berkumpul di Tembok Berlin, kemudian mulai memanjat serta membongkarnya.

Aksi massa tersebut didorong oleh runtuhnya Soviet pada akhir dekade 1990-an dan penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur.

Inilah sejarah pembangunan Tembok Berlin yang tak lepas sebagai dampak Perjanjian Postdam.

Baca Juga: Tukang Buah Se-Indonesia Kompak Membuangnya ke Tempat Sampah, Nyatanya Biji Pepaya Punya Manfaat Luar Biasa, Termasuk Musnahkan Jamur dan Parasit

(*)

Artikel Terkait