Intisari-online.com - Belakangan sebuah kabar terdengar mengejutkan di mana Amerika secara terbuka tidak akan berkompromi lagi dengan Rusia.
Bahkan Amerika diizinkan menggunakan senjata perang untuk melawan Rusia jika bertemu di Laut Hitam.
Kondisi ini menjadi salah satu titik terburuk permusuhan AS dengan Rusia sejak Perang Dingin.
Selain itu, Amerika juga menyimpan hubungan dengan Ukraina yang saat ini merupakan musuh Rusia.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah tayanganVremya Pokazhet/Time Will Tell (yang merupakan acara bincang-bincang politik siang hari utama di Channel One Russia).
Selama pembicaraan tersebut, tuan rumah Rusia mengundang seorang wartawan Amerika.
Namun, justru dalam acara tersebut, wartawan AS itu malah bocorkan sesuatu yang amat mengejutkan, sehingga terlihat jelas tujuan utama Washington dengan Kiev.
Presenter, Anatoly Kuzichev, meminta para ahli yang diundang untuk menghitung studio tentang apa yang ingin diperoleh Amerika Serikat dari Ukraina.
Serta mengapa memberikan dukungan militer dan keuangan ke Kiev.
Percakapan tersebut dihadiri oleh jurnalis Amerika Michael Vasyura, yang menggunakan kata-kata yang berhati-hati ketika mengomentari pertanyaan.
Sehingga menjelaskan tujuan utama Washington di Ukraina.
Michael Vasyura mengatakan bahwa pihak berwenang AS berharap untuk membawa model negara sepenuhnya Barat ke Ukraina dan keluar dari era pasca-Soviet.
Dengan demikian, negara itu akan menjadi senjata ampuh dalam konfrontasi dengan Uni Soviet, negara Rusia.
"Ukraina berusaha untuk menjadi negara Barat. Dan senjata paling ampuh melawan Rusia adalah contoh negara demokratis berbahasa Rusia yang sukses," jelas wartawan Amerika itu.
Presenter Anatoly Kuzichev, pada gilirannya, memperhatikan bahwa rekannya dari Amerika, Vasyura, secara harfiah mengungkapkan kebenaran, mengatakan bahwa, di mata orang Amerika, Ukraina adalah senjata melawan Rusia.
"Ada pertanyaan tentang kesuksesan dan demokrasi. Tapi Anda mengatakan tiga kata utama: senjata melawan Rusia," MC Kuzichev menyimpulkan.
Sementara, hubungan Rusia dan Amerika terus memanas belakangan ini, bahkan Amerika diziinkan melakukan serangan jika terjadi konfrontasi dengan Rusia di Laut Hitam.