Intisari-online.com - China memang menjadi negara pertama yang alami wabah Covid-19.
Namun, setelah virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, China berangsur-angsur mulai membaik dan kondisinya jauh lebih baik dari Indonesia saat ini.
Tetapi di balik itu semua, China disebut telah mengekploitasi pandemi virus corona untuk memajukan negaranya sendiri.
Hal itu diungkapkan oleh anggota parlemen Partai Konservatif Inggris, dikutip dari Daily Express Selasa (2/8/21).
Tory MP dan Ketua Komite Terpilih Pertahanan House of Commons Tobias Ellwood bersikeras bahwa China telah menggunakan "kabut Covid" untuk meningkatkan agenda militer, ekonomi, dan keamanannya.
Selama wawancara dengan Express.co.uk, Mr Ellwood mengaku ada harapan bahwa China akan matang sebagai sebuah bangsa dan menjadi lebih kooperatif.
Namun, menurutnya akibat pandemi, banyak negara di dunia mulai mengevaluasi kembali hubungannya dengan negara komunis tersebut.
Meskipun pandemi, China tetap agresif terhadap tetangga internasionalnya.
Ini telah mengeluarkan ancaman ke banyak negara, terutama, Australia, AS dan Taiwan.
Ellwood berkata, "Karena pandemi, saya percaya seluruh dunia mengevaluasi kembali pandangan mereka tentang China."
"Tindakan China yang awalnya berusaha menyembunyikan wabah, memanfaatkan kabut Covid, gangguan untuk mengejar agenda," tambahnya.
Ellwood menyoroti bagaimana China terus mendorong maju dengan rencananya untuk negara yang lebih besar daripada bekerja sama dengan seluruh dunia.
"Ini mengejutkan masyarakat internasional," kata Ellwood.
"Selalu ada harapan bahwa China akan matang menjadi warga negara yang bertanggung jawab secara global dan berpartisipasi dalam standar dan nilai internasional kami," katanya.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah China menulis ulang aturan global menjadi aturannya sendiri," imbuhnya.
"Hong Kong, aturan di sana adalah contoh yang bagus, perlakuannya terhadap penduduk Uyghur, contoh kontrolnya dan kemajuan masyarakat," jelasnya.
"Tentu saja kami melihat perluasan pengaruhnya di seluruh dunia, baik di bidang militer, teknologi, dan ekonomi," ungkapnya.
Ellwood juga menambahkan bahwa negara-negara lain dapat menggunakan agresi China terhadap dirinya sendiri dengan mempengaruhi perdagangan.
"China membutuhkan hubungan dengan seluruh dunia untuk berdagang, untuk memberi makan kelas menengahnya yang sedang tumbuh," katanya.
"Untuk memungkinkan ekonominya berkembang, tidak seperti Uni Soviet yang sangat mandiri dan bekerja sendiri," imbuhnya.