Tak Hanya Disoroti Warga Indonesia Kemenangan Indonesia Atas China di Olimpiade, Ternyata Juga Disoroti Oleh Media China Sampai Menggambarkannya Begini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pasangan Ganda Putri Badminton Indonesia, Apriyani Rahayu dan Greysia Polii.
Pasangan Ganda Putri Badminton Indonesia, Apriyani Rahayu dan Greysia Polii.

Intisari-online.com - Belakangan kemenangan ganda Indonesia Gresia Polii/Apriyani Rahayu membawa medali emas dirasakan oleh warga se-Indonesia.

Ganda putri Indonesia itu membawa pulang medali emas setelah menang di Olimpiade Tokyo mengalahkan ganda China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

Gresya Polii/Apriyani Rahayu mendapat mendali emas setelah mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dua set dengan skor 21-19 dan 21-15.

Kemenangan itu menjadi emas perdana dari kontingen Indonesia dalam Olimpiade.

Baca Juga: Singgung Indonesia Dalam Pidatonya, Joe Biden Sebut Jakarta Akan Tenggelam 10 Tahun Lagi, ITB Malah Bocorkan Ada 112 Kota di Indonesia yang Terancam Tenggelam

Selain itu, ini juga merupakan sejarah baru Indonesia.

Keduanya menjadi ganda putri pertama Indonesia yang berhasil meraih medali emas untuk Indonesia.

Kemenangan Gresya/Apri atas Chen/Jia menjadi yang kelima dari total 10 kali pertemuan mereka.

Kemenangan yang dibanggakan oleh rakyat Indonesia ini, ternyata juga mendapat sorotan dari media internasional.

Baca Juga: Pantas Indonesia Dijuluki Negara Terburuk Selama Pandemi Covid-19, Media Amerika Ini Beberkan Fakta Mencekam Kondisi Tanah Air yang Sebenarnya, 2 Poin Ini yang Paling Krusial

Misalnya media Jepang, Japan Times, mengatakan bahwa kemenangan Indonesia seolah mematahkan cengkeraman Tiongkok, dalam ganda putri bulu tangkis.

Pasalnya, ganda putri China selalu menang atas medali emas, dan hanya gagal dua kali sejak bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade tahun 1992.

Di sisi lain, ganda putri Indonesia menjadi satu-satunya nomor di mana Indonesia masih belum berhasil mendapatkan medali emas.

Skor terakhir dalam pertandingan final sempat terhenti, sebelum cek tembakan terakhir dari China mengonfirmasi kemenangan Indonesia.

Padahal sebelumnya Gresya Polii sempat ingin pensiun setelah Olimpiade Rio tahun 2016.

Namun, ia berubah pikiran setelah dukungan keluarga dan akhirnya dipasangkan dengan Apriyani Rahayu, yang 10 tahun lebih muda darinya.

Baca Juga: Timor Leste Salah Satu Negara Terkecil di Asia, Sudah Termasuk Wilayah di Tengah Indonesia Ini dan Pulau-pulau Terpencilnya

Tak hanya media Jepang, media China pun ikut mengabarkan kemenangan Indonesia tersebut.

South China Morning Post (SCMP) melaporkan Indonesia mencetak sejarah baru, setelah kegagalan naik podium di tiga kejuaraan Dunia dan Asia Game 2018 dalam beberapa tahun terakhir.

"Aku tak bisa berkata-kata sekarang. Beginilah rasanya mendapatkan medali emas, Anda tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata," kata Polii.

"Saya tahu saya dilahirkan untuk menjadi pemain bulu tangkis, dan saya memiliki nasib itu, Saya berusia 13 tahun dan saya ingin membuat sejarah bagi Indonesia di ganda putri," ujarnya pada SCMP.

Olimpiade London 2012, adalah satu-satunya Olimpiade di mana Indonesia gagal memenangkan medali bulu tangkis.

Tak ada satu pun wakil Indonesia yang tembus babak perempat final.

Baca Juga: Iming-imingi Indonesia dengan Kunci Lawan Covid-19 Ini, AS Luncurkan Latihan Militer Gabungan Terbesar dengan Indonesia di Perairan Sengketa Ini

Gresya Polii yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari didiskualifikasi karena dituduh tidak berusaha untuk menang.

Namun, pada Olimpiade Tokyo 9 hari sebelum Gresya berulang tahun ke-34 ia menjadi wanita tertua Olimpiade yang mendapatkan medali emas bulu tangkis.

Media China itu, juga mencatatkan, Indonesia sudah mendapat sebanyak 8 medali emas, dalam ajang Olimpiade cabor Bulu Tangkis.

Artikel Terkait