Gegara Panik Kondisi Wuhan Kembali Jadi Sorotan, Terkuak Kota Asal-Usul Covid-19 Ini Ternyata Sudah Setahun Hidup Bebas Tanpa Covid-19 Saat Seluruh Dunia Sedang Kolaps

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi covid-19
Ilustrasi covid-19

Intisari-online.com - Masih segar dalam ingatan kita saat Covid-19 pertama kali muncul di kota Wuhan China.

China mengalami kondisi yang memprihatinkan akibat krisis kesehatan saat Covid-19 pertama kali muncul di China.

Sejak kolaps akibat Covid-19 kota Wuhan berangsur-angsur membaik, dan hanya butuh beberapa bulan kota itu sudah tidak tercatat alami lonjakan kasus.

Dengan kata lain, penanganan Covid-19 di kota Wuhan berhasil, dan kasusnya bisa dikendalikan.

Baca Juga: Negara Tetangga Indonesia Ini Catatkan Rekor Baru Kasus Covid-19 Harian Melebihi 20.000 Kasus, Perdana Menterinya Dituntut Mengundurkan Diri

Namun, belakangan kota Wuhan kembali dilanda kepanikan setelah kasus varian delta terdeteksi.

Kota Wuhan, episentrum wabah Covid-19 di awal tahun 2020, mencatatkan 7 kasus infeksi dalam epidemi baru yang menyebar di banyak provinsi.

Pemerintah kota mengumumkan untuk mulai menguji semua 11 juta orang, setelah lebih dari setahun tanpa mencatat kasus apa pun.

Ini menunjukkan bahwa di Wuhan, Covid-19 telah berhasil diatasi pada saat yang sama seluruh dunia sedang menghadapi tantangan lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga: Iming-imingi Indonesia dengan Kunci Lawan Covid-19 Ini, AS Luncurkan Latihan Militer Gabungan Terbesar dengan Indonesia di Perairan Sengketa Ini

Sementara itu, Kota Yangzhou di Provinsi Jiangsu, China mengalami jumlah infeksi Covid-19 tertinggi.

Hingga akhir 2 Agustus, kota yang berdekatan dengan pusat epidemi Nanjing ini mencatat 40 infeksi komunitas.

Jumlah total infeksi di provinsi Jiangsu pada 2 Agustus adalah 45 kasus.

Sebanyak 61 infeksi Covid-19 tercatat di China pada 2 Agustus, Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan pada 3 Agustus.

Wabah di China ini menjadi tantangan terbesar sejak berhasil mengendalikan epidemi Covid-19 awal tahun lalu.

Epidemi dimulai ketika kasus pertama terdeteksi di bandara Lukou, di Nanjing pada 20 Juli.

Baca Juga: Bak Pulang Kampung ke Negeri Asalnya, Warga Wuhan Siap-siap Lockdown Lagi Hingga Terjadi ‘Panic Buying’ Setelah Kasus Lokal Covid-19 Terjadi Lagi di Kalangan Pekerja Ini

Sejak itu, China telah mencatat lebih dari 400 infeksi komunitas, termasuk 220 di Nanjing dan 94 di Yangzhou.

Sejak 3 Agustus, kota Yangzhou memberlakukan blokade menyeluruh.

Seluruh kawasan perumahan di kota dikontrol secara ketat, hanya satu orang di rumah yang bisa keluar untuk membeli kebutuhan, harus memiliki kode kesehatan hijau, riwayat perjalanan yang jelas dan memiliki hasil tes negatif untuk Covid -19.

Dalam sebuah pernyataan pada 3 Agustus, pemerintah kota Yangzhou tidak mengatakan berapa lama perintah blokade akan berlangsung.

Sebelumnya, kota Nanjing memblokir distrik Jiangning, tempat bandara Lukou berada. Semua pusat perbelanjaan dan pasar di daerah tersebut tutup, kecuali pasar makanan besar.

Supermarket diwajibkan untuk menerima pelanggan hanya setengah dari jumlah biasanya, memeriksa suhu dan kode kesehatan pelanggan secara teratur, memastikan pelanggan memakai masker sebelum memasuki toko.

Baca Juga: Mantan Menteri Ini Peringatkan para Pejabat Soal Akidi Tio, Faktanya Indonesia Pernah Tertipu Secara Sistematis oleh Raja Idrus dan Ratu Markonah, Bahkan Bung Karno pun Ikut Kecele

Bandara Internasional Pudong Shanghai telah menguji 50.000 penumpang dan staf untuk Covid-19 dan menemukan satu kasus positif, seorang pria berusia 53 tahun, kata komisi kesehatan Shanghai pada 3 Agustus.

Orang ini tidak meninggalkan Shanghai dalam 14 hari terakhir, tidak jelas dari mana asal infeksi Covid-19.

Pakar medis China mengatakan bahwa gelombang terbaru infeksi Covid-19 telah mengungkapkan kesenjangan dalam pencegahan dan pengendalian epidemi di beberapa bandara utama China.

Artikel Terkait