Pada tahun 1578, Araki memberontak melawan Nobunaga, mengabaikan nasihat Ukon bahwa dia harus tetap setia.
Ukon menghadapi dilema. Nobunaga telah mengangkatnya ke tampuk kekuasaan dan berhasil menertibkan negara yang dilanda perang.
Sebagai seorang samurai, ia berutang kesetiaan kepada tuan langsungnya.
Tetapi, Araki menyandera saudara perempuan Ukon dan putranya untuk memastikan perilaku baiknya.
Terikat oleh kehormatan dan keluarga, Ukon bergabung dengan pemberontakan.
Nobunaga mengirim seorang imam Yesuit pada Ukon.
Pesannya sederhana; jika samurai tidak menyerahkan istananya ke Nobunaga, para pendeta akan dieksekusi dan gereja-gereja dihancurkan sebagai hukuman.
Setelah berjam-jam merenung, Ukon menyerahkan diri, tidak bersenjata dan dengan kepala dicukur, tunduk pada Nobunaga.
Orang-orang Kristen selamat. Untungnya, Araki juga mengalah dan menyelamatkan sanderanya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR