Kisah Kebengisan Honda Tadakatsu, Samurai Jepang dari Periode Sengoku yang Memiliki Tanduk Raksasa dan Tombak Tajam yang Legendaris

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Honda Tadakatsu (1548-1610) adalah seorang prajurit samurai terkemuka dari Periode Sengoku

Intisari-Online.com - Honda Tadakatsu (1548-1610) adalah seorang prajurit samurai terkemuka dari Periode Sengoku (Negara-Negara Berperang) dalam sejarah Jepang.

Dia terkenal karena pelayanan dan kesetiaannya kepada Tokugawa Ieyasu (1543-1616).

Honda lahir di Mikawa, yang sekarang menjadi bagian timur Prefektur Aichi , timur kota Nagoya saat ini.

Honda hidup pada waktu yang sama dengan Oda Nobunaga (1534-1582) dan Toyotomi Hideyoshi (1536-1598) dan dipuji oleh keduanya karena keberanian serta keterampilan bela dirinya.

Baca Juga: Tomoe Gozen: Samurai Wanita Paling Menakutkan di Jepang, Kekuatannya Dianggap Setara dengan 1.000 Pasukan

Seperti salah satu orang sezamannya, Maeda Toshiie (1538-1599), Honda lebih menyukai tombak dalam pertempuran.

Dia juga dikenal dengan desain tanduk rusa yang khas pada pelindung kepalanya.

Honda memiliki karir yang panjang sebagai prajurit dan jenderal untuk Ieyasu.

Baca Juga: Onna Bugeisha, Samurai Wanita Jepang yang 'Melahirkan Dewa Perang,' Ahli Gunakan 2 Pedang Sekaligus

Dia telah bertempur di banyak pertempuran besartermasuk Pertempuran Mikatagahara (1572), kekalahan Tokugawa, Pertempuran Nagashino (1575) dan kemenangan yang menentukan dari Pertempuran Sekigahara (1600).

Hebatnya, Honda tidak pernah menerima luka besar selama bertahun-tahun berkampanye.

Atas pengabdiannya kepada klan Tokugawa, Honda dihadiahi dengan perdikan Otaki di tempat yang sekarang menjadi Prefektur Chiba.

Yakni tempat di mana dia membangun Kastil Otaki dan kemudian dengan domain (han) Kuwana, yang memiliki pendapatan 100.000 koku.

Baca Juga: 47 Ronin: Kisah Harga Diri 47 Ronin yang Punya Dendam Kesumat Paling Dramatis Sepanjang Sejarah Jepang, Akhiri Hidup dengan 'Potong Perut' Bersama

Honda, tampaknya, tidak pernah menyesuaikan diri dengan kehidupan warga sipil setelah perdamaian didirikan setelah Pertempuran Sekigahara dan dia meninggal di Kuwana pada tahun 1610.

Makamnya terletak di Kuil Jodoji di Kuwana.

Baca Juga: Sedang Mengandung Putranya Saat Berperang, Ini Sosok Misterius Permaisuri Jingu Sang Legenda Samurai Wanita Penakluk Korea

(*)