Dilansir dari slate.com pada Jumat (30/7/2021), di China, ada sebuah prinsip untuk fenomena tersebut: "Lebih baik Anda membunuhnya daripada menabrak dan membuatnya terluka."
Kita bisa menyebutkan dengan kasus hit-to-kill.
Ada lagi kejadian tahun 2008 saat kamera CCTV menampilkan sebuah mobil putih kecepatan tinggi menabrak seorang nenek berusia 64 tahun.
Pengemudinya, Zhao Xiao Cheng, menghentikan mobilnya sejenak lalu menginjak gas, menyebabkan roda depannya berguling ke atas wanita itu.
Zhao belum melakukannya berkali-kali di atas tubuh nenek tersebut dan kemudian menjauh dari mayatnya.
Hebatnya, Zhao dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan yang disengaja.
Zhao malah mengklaim bahwa dia mengira dia mengemudi di atas kantong sampah.
Sehingga pengadilan Taizhou di provinsi Zhejiang menghukumnya hanya tiga tahun penjara karena "kelalaian."
Ternyata semua prinsip itu dikarenakan uang.
Kebanyakan orang setuju bahwa fenomena hit-to-kill setidaknya sebagian berasal dari undang-undang yang salah tentang kompensasi korban.
Di China, kompensasi untuk membunuh seorang korban dalam kecelakaan lalu lintas relatif kecil.
Jumlahnya biasanya berkisar antara 30.000 Dolar AS hingga 50.000 Dolar AS dan setelah pembayaran dilakukan, masalah selesai.
Sebaliknya, membayar perawatan seumur hidup untuk korban cacat bisa mencapai jutaan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR