Intisari-online.com -Pemerintah di seluruh dunia dalam tekanan untuk meringankan pembatasan pandemi di tengah meningkatnya laju vaksinasi dan ketidaksabaran rakyat dengan pembatasan sosial.
Namun, pemerintah mulai melihat apa ancaman baru yang dibawa setelah vaksinasi.
Salah satunya adalah yang paling memakan biaya, yaitu tsunami 'long Covid'.
Long covid adalah penyakit serius yang lama yang mengikuti episode penyakit yang akut.
Karakteristiknya adalah kelelahan luar biasa, melemahnya otot, malaise pasca-aktivitas dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi akibat adaya "kabut otak".
Itu hanyalah sebagian kecil gejala long covid.
Di Inggris, dilaporkan dua juta orang telah lama mengalami Covid-19, sekitar 385.000 orang menderita gejala selama 1 tahun atau lebih, seperti dikutip dari Asia Times.
Hari Kebebasan negara pada 19 Juli dilanjutkan meskipun pakar memperingatkan infeksi lebih parah lagi, terutama di antara anak muda dan yang tidak vaksinasi.
Sejauh 500 ribu kasus long covid telah diprediksi selama gelombang infeksi yang terjadi.
Angka-angka ini telah memperburuk 150 ribu kematian yang disebabkan oleh virus itu di Inggris.
Dengan ini, biaya tambahan akan sangat signifikan.
Mematok harga
Biaya sosial untuk penanganan long covid tidak boleh diremehkan.
Contohnya, anggap saja saat orang tua mengidak Covid-19 dan meninggal, ketika mereka seharusnya bisa hidup dalam kondisi prima dalam 5 tahun berikutnya.
Ekonom kesehatan akan mengatakan kematian lebih awal mereka telah senilai lima "tahun hidup berkualitas" (QALYs).
Ini biasanya disebutkan sebagai jumlah moneter yang dapat dibebankan terhadap biaya menyelamatkan hidup seseorang ketika memutuskan perlindungan pandemi yang tepat.
Kontras dengan kasus anak muda mengidap Covid-19 dan tidak meninggal, tapi menderita long covid selama 10 tahun, dengan perkiraan kualitas hidupnya secara efektif turun separuh saat ia tidak sehat.
Mereka juga akan kehilangan lima QALYs, ongkos sosial yang sama dengan yang dimiliki orang tua sebelumnya.
Artinya jika pemerintah meringankan pembatasan pandemi atas dasar karena orang-orang tak lagi meninggal, pemerintah masih menghadapi ongkos sosial serius dari long covid.
Jika long covid yang terjadi kronis dan hal itu terjadi lebih umum dari kematian akibat Covid, beban biayanya akan naik lebih tinggi.
Padahal, data di Inggris saat ini menunjukkan hal tersebut.
Jika penderita long covid menghadapi masa hidup memendek, mengalami penderitaan dan ketidakmampuan bertahun-tahun, biayanya naik lagi.
Kisaran kasar pertama tunjukkan keseluruhan biaya ekonomi untuk long covid dapat hampir separuh dari kematian akibat Covid-19 di Inggris.
Namun untuk orang yang lebih muda, biaya sosial dari long covid diperkirakan jauh melebihi biaya mereka yang meninggal.
Baca Juga: Waspadalah! Ini 5 Gejala Ringan Terinfeksi Covid-19 yang Perlu Anda Ketahui, Apa Saja?
Mereka akan menanggung beban biaya jangka panjang pandemi Covid-19 yang tidak proporsional.
Long covid kerap diibaratkan seperti sindrom kelelahan kronis (CFS) yang kadang disebut ME (myalgic encephalomyelitis) yang sama-sama dicirikan bentuk dari "sindrom kelelahan pasca-virus".
CFS meninggalkan penderita mengalami ketidakmampuan dan tidak mampu mempertahankan kehidupan normal, bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun.
Lebih jauh lagi, long covid juga dilaporkan berdampak kepada sejumlah organ, termasuk kerusakan organ utama seperti jantung dan paru-paru.
Konsekuensinya, long covid dapat memendekkan nyawa, jika tidak mengakhiri nyawa seseorang.
Kunci dari penyelesaian yang tepat dari long covid adalah kapan pemerintah seharusnya melonggarkan pembatasan masyarakat disesuaikan dengan beban hidup para masyarakatnya.