Dari catatan penularan, varian Delta menular di Indonesia lewat para pasien dengan riwayat perjalanan dari luar negeri, dan sebagian kasus terjadi karena transmisi lokal.
Penularan pertama terjadi di Jakarta sebanyak dua kasus, kemudian menyebar ke Kabupaten Kudus, Bangkalan dan kemudian mendominasi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Varian Delta kini menjadi varian yang paling mendominasi di Indonesia dibandingkan dengan varian Alpha, Beta, Eta, Iota ataupun Kappa, disebabkan penularannya yang sangat tinggi.
Kecolongan ini sebenarnya bisa dicegah sejak awal jika pemerintah memperketat pintu keluar masuk Indonesia, tapi pemerintah tidak melakukannya dengan alasan WHO tidak menyarankan negara menutup pintu masuk bagi perjalanan internasional selama pandemi.
Meski begitu, seharusnya menurut ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, pemerintah harus mampu memperkuat screening di setiap pintu masuk.
"Itu (penutupan pintu masuk) tidak mengharuskan ditutup, tapi yang dilakukan adalah penguatan screening di pintu masuk yang selama ini Indonesia lengah dan lemah karena regulasinya yang saya kritik dari awal," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/7/2021).
Dicky mengatakan, durasi karantina bagi pelaku perjalanan dari luar negeri idealnya 14 hari, ditambah 7 hari khusus untuk pelaku perjalanan dari negara yang terdeteksi varian Delta dan Alpha.
Dicky juga menjelaskan Indonesia harus bersiap yang terburuk menghadapi lonjakan kasus yang diperkirakan memuncak di Jawa sekitar pertengahan Juli 2021.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR