Intisari-Online.com - Bicara soal Hari Kebangkitan Nasional, maka nama Dr Wahidin Soedirohoesodo tidak bisa dilupakan.
Sebab, namanya selalu dikaitkan dengan berdirinya Budi Utomo, cikal bakal Hari Kebangkitan Nasional.
Bersama tiga mahasiswa dari STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), Dr Wahidin Soedirohoesodo mendirikan organisasi Budi Utomo.
Baca Juga: Awal Mula Penetapan Hari Kebangkitan Nasional, Bukti Indonesia Telah Memasuki Babak Baru
Di mana ketiga mahasiswa itu adalah Soetomo, Gunawan Mangunkusumo, dan Suraji.
Mereka bertiga sudah lama kagum dengan sosok Dr Wahidin.
Dr Wahidin Soedirohoesodo lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1825.
Dia adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia.
Namun sebelum menjadi salah satu orang yang berjasa pada sejarah Indonesia, Dr Wahidin punya latar belakang yang baik.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908
Dia merupakan dokter lulusan STOVIA. Namun dia sangat senang bergaul dengan rakyat biasa.
Sehingga tidak heran bila ia mengetahui banyak penderitaan rakyat.
Ia juga sangat menyadari bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda.
Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas.
Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah.
Sebagai seorang dokter, ia sering mengobati rakyat tanpa memungut bayaran.
Ada dua pokok utama yang menjadi perjuangan Dr Wahidin.
Yakni memperluas pendidikan dan pengajaran dan memupuk kesadaran kebangsaan.
Semasa hidupnya, Dr Wahidin Soedirohoesodo sering berkeliling kota-kota besar di Jawa.
Saat itu, tujuannya untuk mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat sambil memberikan gagasannya tentang "dana pelajar".
Baca Juga: Mengapa Kebangkitan Nasional Sangat Penting bagi Indonesia?
Tentu saja dana pelajar itu nantinya akan dia gunakan untuk membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya.
Sayangnya, gagasan Dr Wahidinini kurang mendapat tanggapan.
Sampai ketika gagasan itu dia kemukakan di depan para pelajar STOVIA di Jakarta.
Dia berbicara perlunya mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa.
Hebatnya, gagasan ini ternyata disambut baik oleh para pelajar STOVIA tersebut.
Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo.
Dr Wahidin Soedirohoesodo meninggal dunia di Yogyakarta pada 26 Mei 1917 di usia 65 tahun.
Baca Juga: 5 Tokoh Perintis Kebangkitan Nasional yang Kini Diperingati Setiap 20 Mei
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR