Ketika mutasi gen acak muncul yang memberikan resistensi terhadap virus, itu dapat dengan cepat menyebar pada generasi berikutnya.
Versi non-mutan secara bertahap akan menjadi minoritas.
Dalam beberapa tahun terakhir, Dr. Enard dan rekan-rekannya telah mencari variasi genetik seperti itu dalam genom manusia, untuk merekonstruksi sejarah evolusi melawan virus.
Dr Enard mengatakan virus korona purba juga meninggalkan jejak khasnya sendiri pada genom manusia.
Tim membandingkan DNA ribuan orang yang tinggal di 26 komunitas di seluruh dunia, melihat kombinasi gen yang diketahui spesifik untuk virus corona, tetapi tidak ditemukan pada virus lain.
Menganalisis sampel DNA populasi di Asia Timur, para ilmuwan menemukan 42 gen dominan.
Ini dianggap sebagai sinyal yang jelas bahwa komunitas Asia Timur pernah berevolusi untuk beradaptasi dengan strain virus corona purba.
Namun virus corona purba yang menyebabkan pandemi itu tampaknya berhenti di Asia Timur, tidak muncul di wilayah lain.
"Jika dibandingkan dengan orang yang tinggal di belahan dunia lain, kami tidak menemukan tanda-tanda serupa," kata Yassine Souilmi, pakar dari University of Adelaide dan rekan penulis studi tersebut.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR