Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu, sempat heboh kabar sebanyak 350 petugas medis di Indonesia masih terpapar Covid-19 meski telah menerima vaksin.
Hal ini membuat banyak pihak meragukan efektivitas vaksin Covid-19.
Menurut Reuters, pada 17 Juni melaporkan sebanyak lebih dri 350 petugas media Indonesia, telah terinfeksi Covid-19.
Meskipun sebagian besar dari mereka telah menerima vaksin Covid-19.
Mereka di antaranya telah dirawat di rumah sakit, hal ini membuktikan bahwa vaksin saja belum mampu mengatasi virus corona.
Selain itu, pada 19 Juni, Reuters mengutip pernyataan Kenneth Mak, direktur badan layanan kesehatan, di bawah Kementerian Kesehatan Singapura.
Mengatakan bahwa bukti dari negara lain menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi masih bisa tertular virus corona.
"Masih ada risiko infeksi yang signifikan meskipun sudah divaksinasi," kata Mak, menyoroti situasi di Indonesia.
Menjawab masalah terkait vaksin Covid-19, perusahaan Sinovac berbagi dengan Global Times pada 22 Juni.
Mengatakan, bahwa vaksin Sinovac tidak dapat melindungi injektor 100%, tetapi mengurangi risiko infeksi, gejala infeksi, dan efektif mencegah kematian.
Sebelumnya, Kantor Berita Xinhua mengutip penelitian Kementerian Kesehatan RI yang menyebutkan vaksin Sinovac efektif hingga 94% dalam mengurangi gejala Covid-19 pada tenaga medis.
"Dari 6.000 tenaga medis Indonesia yang mendapat vaksin Sinovac, lebih dari 300 terinfeksi Covid-19 (setara lebih dari 5%),"kata Badai Ismoyo, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus yang terkena dampak mutasi Delta di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
"Sebagian besar yang terinfeksi sudah sembuh dan mulai bekerja kembali," tambahnya.
Tenaga kesehatan menjadi prioritas masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia karena sifat pekerjaannya.
Vaksinasi dilakukan mulai Januari dan sebagian besar staf medis menerima vaksin Sinovac.
Jumlah tenaga kesehatan Indonesia yang meninggal akibat Covid-19 turun drastis dari 158 pada Januari menjadi hanya 13 pada Mei, menurut data medis independen dari kelompok LaporCOVID-19.
Wei Sheng, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong (China), berbagi dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah China (CCTV) pada 21 Juni.
Mengatakan bahwa, Hasil uji coba terbaru menunjukkan bahwa vaksin Sinovac dan banyak dari vaksin China yang lain efektif melawan varian Delta.
Hal ini terlihat sangat jelas dalam praktik pencegahan penyakit di kota Guangzhou, provinsi Guangdong, Cina selatan.
Risiko penyakit serius pada orang yang mendapatkan vaksin berkurang secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang belum divaksinasi.
Jadi vaksin kami memiliki efek perlindungan, kata Tuan Wei.
Beberapa ahli China percaya bahwa meningkatnya jumlah pasien Covid-19 berbondong - bondong ke rumah sakit, menempatkan dokter pada risiko tinggi infeksi.
Lenny Ekawati, dari organisasi LaporCOVID-19, mengatakan kepada Reuters bahwa banyak tenaga kesehatan Indonesia yang sangat lelah dengan pandemi dan kurang waspada serta tidak mengikuti prosedur pencegahan epidemi secara ketat setelah vaksinasi.
Pakar China berulang kali mendesak orang untuk secara ketat mengikuti langkah-langkah pencegahan penyakit meskipun telah divaksinasi terhadap Covid-19.
Para ahli juga mengajukan teori lain yang menjelaskan mengapa dokter dan perawat Indonesia masih terinfeksi meskipun sudah divaksinasi karena orang-orang ini mungkin telah terinfeksi (tanpa gejala) sebelum vaksinasi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19 di Asia. Negara Asia Tenggara ini sedang mengalami wabah akibat mutasi Delta.
Xinhua mengutip data dari Kementerian Kesehatan Indonesia yang mengatakan bahwa negara itu mencatat lebih dari 13.668 infeksi Covid-19 baru pada 22 Juni.
Sehingga jumlah total infeksi menjadi lebih dari 2 juta.
Jumlah kematian baru akibat Covid-19 pada 22 Juni sebanyak 335, sehingga total kematian akibat penyakit tersebut di Indonesia menjadi lebih dari 55.000.