Intisari-online.com -Varian baru Covid-19 atau varian Delta disebutkan lebih cepat menular beberapa kali lipat.
Bahkan beberapa pemberitaan di Australia menyebutkan penularan bisa terjadi karena berpapasan.
Menanggapi hal itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut penularan lewat berpapasan perlu dikaji lebih lanjut.
"Kalau ini perlu studi lebih lanjut ya, karena saat ini penularan Covid-19 banyak terjadi akibat mobilitas yang tinggi saat Lebaran," kata Nadia saat dihubungi, Rabu (23/6/2021) dikutip dari Kompas.com.
Menurut Nadia, yang pasti varian Delta enam kali lebih cepat menular jika dibandingkan dengan virus corona awal.
"Jadi pasti akan cepat penularannya," ujarnya.
Pernyataan Nadia disetujui oleh Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman.
Ia menyebutkan varian Delta memang lebih cepat menular, dengan kemampuan reproduksi 6-8 kali.
"Nah sekarang varian Delta, varian itu bisa sampai 8, minimal 6, artinya dari satu orang bisa menularkan ke enam atau delapan orang itu karena efektif banget," kata Dicky saat dihubungi, Rabu.
Dicky menjelaskan varian Delta di Australia bisa menular lewat berpapasan bisa terjadi karena masyarakat yang kurang patuh menggunakan masker.
"Karena berpapasan artinya sering kali berpapasan sambil bicara atau sambil ngobrol ditelepon atau batuk bicara keras, itu cukup, ketika kita berpapasan terhirup itu bisa terpapar kalau dia sama-sama tidak pakai masker ditambah varian Delta," ujarnya.
Oleh karenanya, Dicky meminta masyarakat untuk menggunakan masker secara berlapis dan menjaga jarak, sehingga dapat menurunkan risiko penularan.
"Di sini, Australia, jangan kan (Negara Bagian) New South Wales, di Queensland yang paling bagus saja pengendaliannya kebiasaan orang memakai maskernya itu rendah banget, kurang dari 10 persen yang memakai masker dan itu yang membuat risiko itu besar," pungkasnya.