Intisari-online.com -Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak meninggalkan kediaman perdana menteri atau rumah dinas di Yerusalem.
Seperti dikutip dari Middle East Monitor pada 16 Juni 2021 lalu, menurut kantornya, pemimpin oposisi itu tidak akan mengosongkan properti tersebut dalam beberapa minggu ke depan.
Perdana Menteri yang baru, Naftali Bennett, dilaporkan tidak merusak situasi.
Ia membuat upaya tidak membuat berang pendahulu dan sekaligus mantan mentornya.
"Netanyahu masih menggunakan kediaman PM di Jalan Balfour seakan-akan dia belum kalah, menunjukkan kurangnya aturan yang jelas terkait transisi," ujar koresponden diplomasi Tal Schneider.
"Ia tidak hanya makan dan tidur di sana; ia mengundang tamu," ujarnya mengutip mantan Duta Besar AS kepada PBB Nikki Haly dan pendiri Uni Kristen untuk Israel John Hagee.
Jurnalis Israel mencatat jika Haley membuat cuitan foto dari pertemuan di dalam kediaman, dengan menyebut Netanyahu dengan jabatan lamanya.
Kritik telah berputar di sekitar Netanyahu, yang dituduh menggeser kebutuhan negara dengan kebutuhan dia sendiri.
"Kini tampaknya, Bennett hanyalah tamu di kantor PM, dan koalisi baru akan runtuh dan Netanyahu akan berkuasa," ujar Schneider.
"Karena itu, kenapa repot-repot mengepak tasnya?"
Ia menggaris bawahi bahwa, "Sikap Netanyahu tidak mau meninggalkan rumah dinas menjadi lelucon nasional. Dan kepemilikannya terhadap beberapa hadiah yang datang bersama dengan hal itu telah menjadi subyek sidang korupsi."
Schneider mencatat jika tidak ada protokol resmi penyerahan kekuasaan di Israel, termasuk hal-hal seremonial seperti mengosongkan rumah dinas.
Namun ia mencatat "masuk akal" biarkan beberapa hari untuk transisi, karena perubahan kekuasaan berlangsung berangsur-angsur.
"Bagaimanapun juga, tidak patut menggunakan jebakan kepemimpinan saat itu, seperti yang dilakukan Netanyahu sekarang."
Sementara itu mengutip npr.org, Netanyahu akan meninggalkan rumah dinas PM maksimal 10 Juli 2021.
Kediaman tersebut juga menjadi lokasi protes mingguan menyeru Netanyahu untuk mengundurkan diri sementara ia disidang korupsi tahun lalu.
Netanyahu menolak mundur dari jabatannya dan menyangkal tindakan kesalahan apapun.
Pemilihan Israel yang beulang kali sebagian besar disebabkan referendum atas kemampuannya menjabat.
Dalam pernyataan gabungan Sabtu lalu, kantor Bennett dan Netanyahu mengatakan sudah sepakat jika keluarga Netanyahu akan meninggalkan kediaman tidak lebih dari 10 Juli.
Setelahnya pernnyataan mengatakan, "kediaman akan dipindahkan ke penggunaan oleh Perdana Menteri Bennett."
Sebelumnya Netanyahu telah berulang kali berjanji meruntuhkan pemerintahan baru, yang ia sebut "pemerintahan sayap kiri yang berbahaya."
Pemerintahan itu tersusun atas 8 partai, termasuk beberapa dipimpin mantan sekutu dan pengunjuk rasa Netanyahu, beberapa partai liberal kecil dan faksi Islami.