Intisari-Online.com -Dilakukan penggalian arkeologi di situs permakaman sarkofagus batu Pangkung Paruk di Bali.
Penggalian tersebut telah telah berhasil menyingkap temuan koleksi manik-manik kaca emas Romawi terbesar di Asia Tenggara.
Manik kaca emas serta beberapa ornamen emas yang rumit dan dua cermin perunggu Cina Han berhasil ditemukan pada situs tersebut.
Sebelumnya belum pernah ada temuan serupa di Asia Tenggara, menurut Nationalgeographic.co.id.
Para peneliti akeologi lintas negara yang terlibat dalam penggalian tersebut.
Mereka mengatakan artefak-artefak yang ditemukan di Bali memiliki kesamaan dengan artefak yang ada di Oc Eo di Vietnam, di Delta Mekong, dan di Semenanjung Thai-Melayu.
Para peneliti yang terlibat dalam penggalian tersebut berasal dari Australian National University di Australia, University College London di Inggris, German Archaeological Institute di Jerman, serta Universitas Udayana dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Indonesia.
Para peneliti dalam laporan studi mereka yang terbit di jurnal Antiquity menulis, "Analisis temuan baru ini dan perbandingannya dengan yang lain dari seluruh kawasan memberikan wawasan tentang jaringan trans-Asiatik awal hingga pertengahan abad pertama Masehi yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Asia Selatan, dunia Romawi, dan Cina."
Dikatakan dalam jurnal tersebut jika manik-manik yang ditemukan cocok dengan kaca Romawi yang juga digali di anak benua India bagian selatan dan di sepanjang Semenanjung Melayu.
Penemuan itu mengkonfirmasi rute maritim selatan dari Samudra Hindia bagian barat ke Asia Tenggara.
Mereka menulis, "Analisis manik-manik kaca Pangkung Paruk lainnya lebih lanjut mendokumentasikan kontak dengan Daratan Asia Tenggara bagian selatan dan anak benua India bagian selatan."
"Studi komposisi komparatif kami tentang emas yang digali di seluruh Asia Tenggara, bagaimanapun, memberikan data penting untuk mendukung atau menyangkal analisis gaya dan teknologi mengenai asal-usul emas impor." tulis mereka.
Jejak perunggu bertimbal yang ditemukan di Bali juga cocok dengan jejak dari Vietnam tengah dan Laos, lanjut peneliti.
Gabungan dari Pangkung Paruk, Sembiran, dan Pacung memperkuat peran strategi Bali Utara dalam pertukaran trans-Asia dari abad kedua sebelum masehi.
Pertautan budaya ini berlanjut hingga awal dan pertengahan milenium pertama Masehi.
"Data ini memperkaya pemahaman kita tentang jaringan maritim awal yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Asia Selatan, dunia Romawi dan Cina."
"Secara khusus, persamaan untuk artefak impor Pangkung Paruk di Oc Eo dan situs lain di Delta Mekong dan di Semenanjung Thai-Melayu menggarisbawahi pentingnya kontak antara daerah persimpangan utama ini."
Mereka menyimpulkan, "Kami berpendapat bahwa Bali dan Vietnam selatan mungkin juga telah terhubung sepanjang rute utara-selatan melewati Kalimantan barat laut, serta melalui rute yang lebih dipahami dari Semenanjung Thai-Melayu ke Indonesia."